Surgakah Meninggal di Bulan Ramadan?

Ilustrasi/NET

SECARA khusus, tak ada dalil dalam Alquran atau hadis yang menjelaskan keutamaan meninggal di bulan Ramadan atau di waktu tertentu. Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

Hadishadis yang menerangkan keutamaan meninggal di hari tertentu tidak ada yang sahih. Karena pahala seorang bergantung pada amalannya, itulah yang bisa dia usahakan. (http://binothaimeen.net/content/11412)

Yang ada adalah, hadis menerangkan keutamaan meninggal dunia saat sedang puasa,

“Siapa yang mengucapkan Laa ilaha illallah, dan ia mengucapkannya ikhlas hanya mencari keridaan Allah dan ia mengakhiri hidupnya dengan itu, maka ia masuk surga.

Siapa berpuasa sehari dan ikhlas karena Allah, serta menutup akhir hidupnya dengan ibadah itu, maka ia masuk surga.

Siapa bersedekah dengan penuh keikhlasan, dan ia mengakhiri hidupnya dengan ibadah itu, maka ia masuk surga. (HR. Ahmad no 22173, dinilai Shohih oleh Syekh Albani dalam Ahlamul Jana-iz)

Namun, Ramadan adalah waktu yang mulia, penuh dengan keistimewaan seperti yang tersebut di atas. Sehingga seorang yang meninggal di waktu mulia seperti ini, pertanda baik insyaAllah dan penyebab tambahan rahmat untuknya jika kesehariannya dia sebagai orang yang bertakwa dan beramal saleh.

Bisa dikatakan, meninggalnya seorang yang saleh di bulan yang mulia ini, adalah tambahan kabar gembira untuknya dan untuk keluarga yang dia tinggal.

Nabi menerangkan tentang Husnul Khotimah.

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan mempekerjakannya.”

“Apa yang dimaksud Allah mempekerjakannya ya Rasulullah?”
tanya para sahabat.

Rasulullah menjawab, “Dia dimudahkan untuk beramal saleh sebelum meninggalnya.” (HR. Ahmad).

Lebih-lebih jika ini terjadi di bulan paling mulia seperti Ramadan. Karena amal saleh seperti, puasa, sedekah, salat, kesabaran, tawakal, keikhlasan, keridaan dengan takdir Allah, akan semakin besar kelipatan pahalanya saat dikerjakan di waktu waktu yang mulia. Maka orang saleh yang meninggal di bulan suci Ramadan, insyaAllah itu pertanda baik, pertanda Husnul Khotimah insyaallah.

Wallahualam bis showab.

[Ustaz Ahmad Anshori/Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Quran Yogyakarta]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *