Riau  

BKKBN Riau Gelar Pertemuan Intensifikasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan

Pertemuan Intensifikasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Melahirkan yang digelar BKKBN Riau, 4-6 April 2023.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau menggelar pertemuan Intensifikasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Melahirkan, selama tiga hari, 4-6 April 2023. Pelaksanaan kegiatan bertempat di Hotel Grand Central Pekanbaru, dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Mardalena Wati Yulia, Rabu 05 April 2023.

Usai membuka kegiatan, Mardalena Wati Yulia menjelaskan, angka kematian ibu dan angka kematian bayi akibat melahirkan saat ini masih tinggi. Salah satu hal yang menyebabkan ini terjadinya adalah kurangnya pendampingan terhadap ibu hamil dan ibu pascasalin karena kebanyakan kurang mengetahui masalah-masalah kesehatan yang dijumpai saat hamil.

“Maka itulah gunanya dilaksanakan kegiatan ini karena pendampingan ibu hamil dan ibu pascasalin adalah proses pendampingan yang dilakukan oleh keluarga atau di luar keluarga sebagai upaya dalam mendukung program 1000 Hari Pertama Kehidupan dimulai sejak awal konsepsi sampai dengan anak berusia dua tahun,” jelasnya.

Dikatakan, selain penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi akibat melahirkan intensifikasi pendampingan ibu hamil dan ibu pascasalin, pertemuan juga dalam rangka percepatan penurunan stunting melalui penyadaran kepada ibu hamil dan ibu pascasalin mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang selama kehamilan dan pascasalin terutama pada masa 1000 HPK.

“Pendampingan ibu hamil dan ibu pascasalin juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua ibu yang habis melahirkan memperoleh akses pelayanan keluarga berencana sebagai upaya menghindarkan mereka dari resiko 4 terlalu yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu rapat melahirkan, terlalu banyak melahirkan dan juga terlalu tua melahirkan,” urainya.

Dalam melakukan intensifikasi pendampingan ibu hamil dan ibu pascasalin tersebut BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang hampir ada di setiap desa maupun kelurahan di mana TPK tersebut terdiri dari 3 orang yaitu bidan, kader KB dan PKK.

“Untuk itu, kami mengharapkan kinerja dan keberadaan TPK dapat dipantau dan di monitor oleh bapak/bapak dan ibu-ibu sekalian yang hadir di tempat ini,” katanya.

“Selain hal tersebut BKKBN melalui dana DAK BOKB juga menyediakan anggaran atau biaya  operasional bagi Tim Pendamping Keluarga atas kinerjanya dalam melakukan pendampingan ibu hamil dan ibu pascasalin. Untuk itu, kami memohon melalui pertemuan ini biaya tersebut bisa dimonitor untuk diberikan kepada TPK sesuai dengan ketentuan yang berlaku karena hingga saat ini penyerapannya masih rendah,” lanjutnya.

Pihak BKKBN berharap ibu hamil dan pasca salin di Riau mendapatkan pendampingan sehingga angka kematian ibu dan angka kematian bayi serta pravalensi angtka stunting bisa menurun.

“Melalui kegiatan ini kami mengharapkan bahwa semua ibu hamil di Provinsi Riau memperoleh pendampingan dan ibu pascasalin di Provinsi Riau 100 persen memperoleh pelayanan kontrasepsi sehingga angka kematian ibu, angka kematian bayi dan pravalensi angka stunting bisa diturunkan secara signifikan,” ucapnya.

Tiga nara sumber yang dihadirkan saat pertemuan yaitu Hendry Adi Saputra dari POGI Provinsi Riau, Hasriza Eka Saputra dari AIPGI Provinsi Riau dan Wanda Lasepa dari IDAI Provinsi Riau. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *