Hikmah  

Lima Golongan Sumber Bahagia dalam Islam

hikmah hari ini

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Kebahagiaan adalah pencarian manusia sepanjang sejarah, dan dalam konteks Islam, kebahagiaan diartikan dalam banyak dimensi, baik spiritual maupun materi. Dalam agama Islam, kebahagiaan tidak hanya terfokus pada kepuasan materi atau kesenangan dunia semata, tetapi juga melibatkan pencarian ketenangan batin, hubungan yang baik dengan Tuhan, dan kedekatan dengan sesama manusia. Konsep kebahagiaan dalam Islam sangat mendalam dan mengajarkan prinsip-prinsip moral dan etika yang tinggi. Salah satu konsep yang penting dalam Islam mengenai kebahagiaan adalah tentang “Lima Golongan Sumber Bahagia”.

1. Golongan Pertama: Orang yang Tidak Mengenal Dzalim dan Tidak Melakukan Dzalim

Ketidakadilan dan perlakuan yang tidak adil terhadap sesama manusia adalah salah satu dosa yang diutamakan dalam ajaran Islam. Orang yang tidak menzalimi orang lain dan bahkan tidak mengenal dzalim, baik dalam kata-kata maupun perbuatan, adalah orang yang mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Membantu sesama, memberikan hak-hak yang adil, dan hidup dengan integritas adalah landasan kebahagiaan dalam ajaran Islam.

2. Golongan Kedua: Orang yang Tidak Bakhil dan Tidak Kikir

Keegoisan dan kedekatan diri terhadap harta benda adalah hal-hal yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Orang yang tidak bakhil atau kikir, yang bersedia memberikan dari harta dan rezeki mereka kepada orang yang membutuhkan, diberkahi dengan kebahagiaan. Kegenerositan dan kedermawanan membuka pintu-pintu keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup.

3. Golongan Ketiga: Orang yang Tidak Merasa Iri dan Tidak Dengki

Rasa iri hati dan dengki adalah sumber ketidakbahagiaan yang besar dalam kehidupan manusia. Islam mengajarkan pentingnya bersyukur atas karunia Allah kepada orang lain dan menghindari perasaan iri dan dengki. Orang yang mampu merasa bahagia atas kesuksesan dan keberuntungan orang lain, serta berusaha untuk meraih keberkahan dalam hidup mereka sendiri, adalah orang yang dijanjikan kebahagiaan dalam ajaran Islam.

4. Golongan Keempat: Orang yang Memiliki Kepedulian Sosial dan Mengasihi Sesama

Islam menganjurkan pentingnya kepedulian sosial dan kasih sayang terhadap sesama manusia. Orang yang peduli terhadap kebutuhan orang lain, yang membantu mereka dalam kesulitan, dan menunjukkan kasih sayang dan empati, dianggap sebagai golongan sumber kebahagiaan dalam ajaran Islam. Memberikan perhatian dan cinta kepada sesama manusia menciptakan rasa harmoni dan kebahagiaan dalam masyarakat.

5. Golongan Kelima: Orang yang Menjaga Persatuan dan Kerukunan dalam Masyarakat

Pentingnya menjaga persatuan, kerukunan, dan kedamaian dalam masyarakat sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Orang yang berusaha menjaga hubungan yang baik dengan tetangga, rekan kerja, dan seluruh masyarakat, serta berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis, dianggap sebagai golongan sumber kebahagiaan. Kehidupan yang diwarnai oleh kerukunan dan persatuan membawa kebahagiaan kepada individu dan masyarakat secara keseluruhan.

 

Dalam Islam, kebahagiaan tidak hanya dilihat dari sisi kekayaan materi, tetapi juga dari sisi spiritual dan moral. Lima golongan sumber kebahagiaan ini mengajarkan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti keadilan, keberanian, kepedulian sosial, dan persatuan. Dalam mencari kebahagiaan, Islam mengajarkan bahwa mencintai Allah, bersyukur atas karunia-Nya, dan mengasihi sesama manusia adalah kunci utama. Dengan mempraktikkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat meraih kebahagiaan yang sejati dan abadi dalam pandangan Islam. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk mengamalkan dan memahami nilai-nilai ini agar kebahagiaan yang sejati dapat ditemukan dalam hidup mereka.***

Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews