Pemkab Rohil Utamakan Pendidikan Ditengah Dilema Anggaran

Bupati Rokan Hilir, Suyatno

LAMANRIAU.COM, BAGANSIAPIAPI – Carut narut anggaran dalam dua tahun ini hampir terjadi di seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kabupate Rokan Hilir. Namun, komitmen yang besar untuk mengembangkan sumber daya manusia, Pemerintah Kabupaten tak ingin mengurangi biaya untuk mengembangkan dunia pendidikan.

Sebagaimana sudah terlaksa, Pemkab terus melakukan pembenahan sarana dan prasarana pendidikan, menunjang kopetensi guru dan hingga penyediaan program bea siswa. Kebijakan ini tercermin dari dukungan alokasi anggaran untuk pendidikan yang sesuai amanat UU sebesar 20 persen dari APBD setiap tahunnya.

Wakil Bupati Rohil, H Drs Jamiluddin, didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, H Wan Rusli Syarief saat meinjau pelaksaan ujian nasional belum lama ini.

Wujud perhatian yang tinggi di bidang pendidikan meliputi berbagai kebijakan yang diimplementasikan ke dalam program strategis seperti pembenahan sarana prasarana pendidikan, kelengkapan fasilitas, menunjang kompetensi guru, program beasiswa dan lain-lain.

Bupati Rokan Hilir H Suyatno AMp mengemukakan, pemerintah dan legislatif telah sepakat untuk memberikan perhatian lebih pada dunia pendidikan meskipun dalam kondisi keuangan yang kurang membaik.

“Anggaran untuk Dinas Pendidikan kita upaya semaksimal mugkin meskipun keadaan saat ini agak sulit, sebagai komitmen pemerintah untuk memperhatikan bidang pendidikan yang ada agar menjadi lebih baik lagi,” kata Suyatno.

Bukti nyata dalam beberapa tahun ini keberadaan sekolah di kabupaten Rokan Hilir mengalami pertambahan. Dalam tahun ajaran 2015/2016 di Kabupaten Rokan Hilir terdapat 866 sekolah, terdiri dari 181 Taman Kanak-Kanak, 419 Sekolah Dasar, 206 SLTP dan 60 SMU.

Dari jumlah itu, diketahui sebagian besar berstatus sekolah negeri yaitu sejumlah 390 (39,18 persen), yang terdiri dari 16 TK, 277 SDN, 65 SLTPN, serta 32 SLTA Negeri.

Sedangkan sekolah dengan status swasta terdiri dari 165 TK, 142 SD, 141 SLTP dan 28 SMU. Sedangkan jika dilihat dari penyebaran lokasi sekolah TK hingga SMU baik negeri maupun swasta yang berjumlah 866 sekolah, Kecamatan Bagan Sinembah memiliki sekolah terbanyak yaitu sejumlah 159 sekolah (24,42 persen).

Sekolah yang terdapat di Kecamatan Pujud dan Tanah Putih masing-masing sebanyak 117 sekolah (12,65 persen) dan 107 sekolah (10,54). Jumlah sekolah di Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan dan Rantau Kopar masing-masing 17 sekolah dan 10 sekolah.

Sebanding dengan jumlah sekolah yang banyak, jumlah murid TK hingga SMU terbanyak berada di Kecamatan Bagan Sinembah yaitu sejumlah 21.943 orang. Kecamatan Bangko menduduki tempat kedua dengan jumlah murid sebesar 16.884 orang. Kemudian Kecamatan Pujud sebanyak 13.023 orang.

Seiring dengan jumlah sekolah yang paling sedikit, Kecamatan Batu Hampar dan Rantau Kopar hanya memiliki 2.208 dan 1.255 murid sekolah.

Penyebaran murid sekolah baik negeri maupun swasta paling banyak pada SD dengan 89.961 orang. Jumlah murid SLTP sebanyak 33.218 orang. Sedangkan banyaknya murid SLTA berjumlah 21.418 orang.

Sebanyak 8.311 guru tersebar di empat belas kecamatan dan di 866 sekolah, baik negeri maupun swasta di Kabupaten Rokan Hilir. Jumlah guru yang terbesar adalah guru SD sebanyak 4.426 orang atau 49,23 persen dari seluruh guru yang ada di Kabupaten Rokan Hilir.

Jumlah guru SLTP dan guru SMU sebanyak 1.680 orang (25,43 persen) dan 1.435 (16,67 persen). Sedangkan jumlah guru TK yang ada sebanyak 770 orang, ini berarti rata-rata jumlah guru TK yang ada sebanyak 4orang di tiap sekolah TK yang ada.

Melihat dari banyaknya jumlah sekolah disertai dengan sebaran atau cakupan wilayah yang demikian luas, maka kebijakan untuk melakukan inventarisasi dan pemerataan guru merupakan hal yang tidak bisa diabaikan.

Dinas Pendidikan Rohil menyadari pentingnya menjamin penyebaran tenaga pendidikan secara merata ke daerah yang masih jauh dari kawasan perkotaan, hal ini diterapkan dengan menginventarisir jumlah guru sesuai dengan jenjang sekolah yang ada.

“Memang perlu dilakukan inventarisasi guru di tiap sekolah sesuai rasio apakah sudah cocok dengan jumlah guru dibandingkan dengan muridnya. Begitu siap diinventarisasi bila nanti ternyata jumlah gurunya berlebih maka bisa diupayakan agar guru yang bersangkutan di pindahkan ke sekolah yang kekurangan guru namun pemindahan juga harus sesuai dan mengacu dengan program studi yang dibutuhkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Rokan Hilir, Wan Rusli Syarif.

Persoalan pemerataan guru menjadi sorotan menyusul dengan masih banyaknya daerah terutama yang dikategorikan kawasan pesisir kabupaten yang tidak memiliki guru PNS secara merata.

Kecenderungan tenaga pengajar yang enggan bertugas di tempat jauh dari lingkungan asal, atau daerah yang masih memiliki keterbatasan sarana infrastruktur, telekomunikasi membuat terjadinya penumpukan guru di wilayah perkotaan.

Kepala Dinas mengakui pemerataan guru merupakan salah satu hal yang perlu dibenahi agar persoalan di bidang pendidikan dapat diwujudkan dengan baik sehingga tidak ada kesenjangan mutu atau kualitas pendidikan yang diterima siswa yang berada di daerah perkotaan dengan yang di daerah kawasan pinggir atau pesisir. Peningkatan kompetensi disebut merupakan suatu keharusan bagi para pengajar

“Kompetensi itu harus, bila ada yang tidak mengikutinya ya hendaknya menyesuaikan apa materi yang sudah tertinggal. Itu adalah salah satu syarat penting disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang ada. Lalu diperlukan evaluasi dan pelatihan sesuai dengan bidang studi,” cetus Rusli Syarif.

Rusli Syarif menyatakan untuk mendukung meningkatnya pencapaian prestasi yang ada maka salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah menyangkut penempatan guru. Penempatan guru harus sesuai dengan bidang keilmuan dan kemampuan yang dimiliki.

Untuk itu pihaknya akan berupaya melakukan pelatihan dan pengembangan diri serta melakukan berbagai Worshop kepada guru yang mengajar.

Di sisi lain pihaknya akan berusaha untuk terus meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, agar proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan.

Lebih jauh dikatakannya pemerintah Kabupaten Rohil telah memberikan perhatian tinggi pada bidang pendididikan yang dibuktikan dengan banyaknya anggaran untuk membiaya proyek yang ada guna menunjang pendidikan.

“Pemkab telah mendukung pendidikan dengan sangat baik, untuk itu kita juga harus benar-benar menempatkan para pengajar sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Kalau asal-asalan penempatan guru maka mutunya pendidikan tentu sukar untuk menjadi bagus,” katanya.

Ia menyebutkan sejumlah hal yang perlu ditingkatkan seperti program manajemen peningkatan mutu barbasis sekolah (MPMBS), proyek perpustakaan, bantuan meningkatkan manajemen mutu (BOMM), proyek bantuan imbal Swadaya (BIS), proyek pengadaan buku paket, proyek peningkatan mutu guru, Dana Bantuan Langsung (DBL), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bantuan Khusus Murid (BKM).

“Dan itu kalau semuanya itu tidak sesuai dengan penempatan guru pendidiknya, maka program itu tidak akan pernah berhasil,” kata dia.

Rusli Syarif turut mengharapkan bagi para guru untuk bisa meningkatkan pengabdian dengan lebih baik lagi dalam hal pendidikan.

“Sangat perlu meningkatkan kompetensi guru tenaga pendidik, seperti skill, kemampuan penguasaan teori, aplikasi dan praktik. Jadi, guru harus dapat menguasai semuanya,” kata Rusli Syarif. (adv)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *