Tekno  

Film Pendek Ini Digarap Menggunakan Huawei Mate 30 Pro

LAMANRIAU.COM – Hadirnya smartphone yang dibekali teknologi kamera super canggih, tercata mulai mengubah cara para sineas memproduksi film. Tidak hanya para pembuat film profesional yang mulai mencoba membuat film hanya dengan bantuan smartphone, sineas-sineas muda pun mulai banyak yang unjuk kebolehan, salah satunya adalah Angga Dwimas Sasongko.

Pemenang penghargaan sutradara film Indonesia yang baru saja merilis ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ (NKCTHI), juga bereksperimen dengan smartphone dan merilis ‘Menanti Keajaiban’.

Film ini digambarkan sebagai “fiksi di dalam fiksi”, yaitu tentang 2 penulis yang menuliskan 2 karakter dan bagaimana karakter yang ditulis sesuai dengan alur cerita.

Dengan cerita di 2 dimensi yang berbeda, lokasi dan gambar juga dibuat dengan pendekatan dan suasana hati yang berbeda agar menciptakan kontras. Namun, sesungguhnya hubungan mereka seperti merefleksikan satu sama lain.

“Saya telah membuat beberapa film dalam satu dekade terakhir baik menggunakan peralatan profesional maupun juga smartphone. Membuat film pendek dengan smartphone merupakan hal yang tidak mudah, tetapi perkembangan teknologi memungkinkan saya untuk melakukan proyek yang lebih kecil dan lebih banyak bereksperimen, seperti ‘Menanti Keajaiban’ yang kisahnya terinspirasi oleh lagu Padi Reborn dengan judul yang sama,” kata Angga.

Film ‘Menanti Keajaiban’ sendiri dirilis di channel YouTube Visinema Pictures, iFlix, Kaskus TV, dan juga Huawei Mobile Indonesia pada tanggal 21 Januari 2020.

Untuk film pendek ini, Angga menggunakan Huawei Mate 30 Pro. Smartphone ini dilengkapi dengan 40MP Cine Camera, 40MP SuperSensing Camera, 8 MP Lensa Telephoto, serta 3D TOF Camera. Sejauh ini, spesifikasi teknologi cine-lens di Huawei Mate 30 Pro adalah yang terbaik di dunia sinematografi seluler.

“Saya pernah membuat film pendek menggunakan smartphone lain tetapi kali ini sangat spesial karena saya menggunakan HUAWEI Mate 30 Pro. Smartphone ini memiliki lensa yang luar biasa dan kemampuan untuk merekam cahaya rendah dan gerakan sangat lambat. Ini membantu saya dalam bercerita dan proses pengambilan gambar menjadi lebih efisien,” jelas Angga.

Melalui film ini, Angga berharap dapat menginspirasi generasi muda pembuat film agar mereka dapat mulai mengeksplorasi minat pada dunia sinematografi melalui smartphone. Hal itu juga yang membuat Ia antusias untuk berkolaborasi dengan HUAWEI Film Awards sebagai bagian dari panel juri.

HUAWEI Film Awards adalah festival Asia Pasifik yang didedikasikan untuk merayakan hasil kerja di setiap ponsel Huawei, dengan tujuan mengungkap dan mendukung bakat masa depan. Kompetisi saat ini masih terbuka untuk diajukan hingga 25 Februari 2020. (TPC)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *