6 Tips Cegah Pecah Ban Saat Berkendara di Tol

Ilustrasi/NET

LAMANRIAU.COM – Pecah ban menjadi salah satu penyebab terbesar terjadinya kecelakaan di jalan tol, selain mengantuk dan rem blong.

Oleh karena itu, janganlah sekali-kali Anda bersikap ‘cuek’ dengan kondisi ban, karena piranti karet bundar ini merupakan komponen utama yang menghubungkan kendaraan dengan permukaan jalan.

Apalagi saat melesat di jalan tol yang biasanya pengemudi memacu kendaran dengan kecepatan hingga 100 km/jam.

Dalam kondisi melaju kencang seperti itu tentunya sangat rentan terjadi kecelakaan maut apabila tiba-tiba kendaraan mengalami pecah ban.

Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hal kondisi ban mobil. Apa saja?

1. Gunakan tekanan udara yang sesuai pada ban utama dan ban cadangan (serep)

Ada beberapa penyebab ban mobil pecah mendadak. Namun, paling utama disebabkan karena tekanan udara pada ban yang tidak sesuai. Usahakan menjaga tekanan ban sesuai rekomendasi pabrikan yang bisa dilihat pada sisi pintu pengemudi.

Ketika mobil melaju di atas aspal atau beton bersuhu panas tinggi maka hal ini bisa menyebabkan karet ban memuai. Jika tekanan udara terlalu tinggi atau malah kurang, hal tersebut bisa menjadi penyebab ban pecah.

Sebaiknya sebelum berkendara, ada baiknya Anda rutin melakukan pengecekan tekanan angin pada ban, minimal setiap dua minggu sekali atau maksimum satu bulan sekali.

Namun, bila perlu dilakukan setiap hari juga tak ada masalah. Karena saat ini pun sudah banyak dijual alat untuk mengecek tekanan ban.

2. Hindari muatan yang berlebihan

Penyebab pecah ban juga bisa disebabkan oleh muatan yang berlebihan sehingga membuat ban bekerja ekstra di luar batas kemampuannya. Jika sudah tidak kuat menahan batas berat muatan, ban dapat meletus seketika.

Sebaiknya selalu pastikan bobot yang dianjurkan untuk mobil Anda melalui buku manual. Jika mengacu pada jumlah penumpang, umumnya mobil berukuran sedang seperti hatchback hanya bisa memuat lima penumpang dewasa, sementara MPV maksimal bisa tujuh hingga delapan orang.

3. Perhatikan kembangan atau alur ban

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah kebersihan kembangan atau alur ban. Saat mengecek kebersihan sela-sela ban, buanglah benda-benda asing yang biasanya terselip di sana, seperti batu kerikil atau benda asing lainnya yang tanpa disadari bisa saja menempel ketika berkendara.

Bila dibiarkan, benda-benda asing ini bisa berpotensi membuat ban menjadi bocor. Selain itu, benda-benda tersebut juga bisa menutup permukaan dari alur ban, yang bisa menurunkan kemampuan cengkraman ban pada permukaan jalan.

4. Periksa kondisi fisik ban

Seringnya bergesekan dengan berbagai medan jalan tentu membuat karet ban cepat aus dan mengalami kerusakan. Hal ini wajib diantisipasi dengan melakukan pengecekan fisik ban, biasanya berupa sobekan atau retakan.

Mengetahui sejak dini kerusakan ban akan lebih baik, sehingga bisa cepat melakukan penggantian atau berkendara lebih hati-hati.

5. Hindari melewati jalan rusak

Penyebab lain dari ban pecah karena ban mobil sering menghantam jalan rusak. Benturan keras antara ban dengan jalan berlubang menyebabkan rajutan kawat baja pada ban rusak bahkan putus.

Ban yang rusak jika dipaksakan di tol, kemungkinan mengalami pecah ban sangat besar karena kawat yang melindungi dinding dan tapak ban sudah tidak berfungsi dengan baik.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, sebisa mungkin hindari jalan yang rusak untuk dilewati. Apabila sulit, maka Anda dapat memberi perhatian ekstra pada ban Anda atau menggunakan ban sesuai spesifikasi perjalanan.

6. Pastikan kelengkapan dongkrak dan alat penunjang kondisi darurat lainnya

Ban mobil merupakan salah satu bagian vital dari kendaraan, sehingga sangat penting untuk membawa peralatan darurat. Seperti kunci-kunci untuk membuka roda, ban cadangan, dongkrak, dan segitiga pengaman. Agar jika terjadi ban bocor di perjalanan, Anda bisa mengganti ban tersebut dan melanjutkan perjalanan.

* * *

Lantas, apa yang harus dilakukan apabila pecah ban telah terjadi? Paling utama adalah jangan panik dan usahakan bisa mengendalikan mobil dalam kondisi normal.

Apabila terjadi pecah ban, jangan secara mendadak atau langsung menginjak pedal rem, karena dengan melakukan hard braking, keseimbangan mobil menjadi sulit untuk dijaga atau dikendalikan.

Sebaiknya, lakukan pengereman dengan bantuan engine brake. Caranya menurunkan posisi perseneling. Misal sedang berada di gigi empat bisa diturunkan ke tiga, agar laju mobil sedikit tertahan.

Dengan bantuan engine brake itu, laju mobil bisa lebih mudah dikendalikan. Sehingga, tidak akan terguling meskipun sedang melaju kencang.

Untuk transmisi otomatis, perlahan-lahan kurangi kecepatan kendaraan diiringi dengan pemindahan tuas perseneling ke gigi lebih rendah.

Setelah itu, Anda langsung membawa mobil tersebut ke tepi jalan yang sekitanya aman dari kendaraan lain di sekitar lokasi kejadian.

Wajib diingat, yang paling penting jangan langsung mengambil langkah mengerem mendadak saat terjadi pecah ban.

Biarkan mobil berjalan dan kendalikan kemudi seperti biasa agar mobil tidak melaju ke kanan atau ke kiri yang bisa menyebabkan kendaraan terguling hingga menimbulkan kecelakaan lalu lintas. (ILC)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *