Undur-Undur

Ngah Usu

LAMANRIAU.COM – Dari negeri Kolam Susu sebuah kisah bermula. Bermula dendang-dendung, dodoi-mendodoi bela anak-anak negeri dari krisis moral. Para petinggi tak sanggup menangani. Tak ada cara lain mencegah sindrom Undur-undur, si hewan terklasifikasi serangga. Sindrom yang hampir pasti menjadi pandemi.

Negeri Kolam Susu katanya terpaksa mengumumkan sayembara. Ihwal isinya mamaklumkan jika Undur-undur harus dibumihanguskan menjadi binasa. Keberadaan si Undur-undur dikehendaki kehancurannya, tidak hanya di negeri Kolom Susu, tetapi di seluruh muka bumi. Penguasa negeri menduga jika sindrom yang sudah mewabah terdapat kesamaan dari watak Undur-undur.

Para pakar negeri Kolam Susu berhasil mengungkap karakter asli Undur-undur. Paling tidak terdapat tiga temuan pentingnya. Pertama, cara Undur-undur memancing mangsanya. Kedua, cara Undur-undur memakan mangsanya. Ketiga, cara undur-undur memperlakukan mangsanya.

Bisik-bisik yang berkembang, lembaga kecerdasan sudah mensuplai informasi penting. Infonya jika dalam waktu satu bulan ke depan, Undur-undur belum berhasil dibumihangus-binasakan, gawat. Akan tamat negeri ini. Begitulah bisik-bisik. Terus-menerus menghantui negeri Kolam Susu.

Ihwal asbab pengumuman sayembara pembumihangusan, banyak penduduk negeri yang menduga-duga. Bahkan sebagaian besar petinggi negeri Kolam Susu belum tahu. Boleh jadi memang tidak diberi tahu, tidak mahu tahu, atau kura-kura makan tahu. Entahlah.

Baru seminggu sayembara berlangsung, tiba-tiba tersiar berita, ada anak Undur-undur yang lepas. Sang anak tak sengaja terbaca selembar surat. Di sudut kiri atas tertulis rahasia. Di sudut kanan atas tertulis, “Operasi Undur-Undur”.

Sangat jelas. Walaupun disamarkan dengan istilah sayembara. Betul, para penguasa negeri Kolam Susu mulai khawatir. Bagaimana nantinya jika sindrom ini berkembang pesat seperti covid. Menular dengan cepat. Ke siapa saja: ulama, u-baru, aparat, pengusaha. Yang lebih khawatir bagaimana jika investor asing sampai tahu. Sangat berbahaya. Manusia akan bengis, seperti Undur-undur. Tentu investor takut. Otomatis investasi tak masuk.

Dalam hati aku terus berdoa, semoga beritanya tidak benar. Walaupun benar, tentu saja yang paling takut-khawatir adalah para penguasanya. Apalagi jika sindorm ini menularkan khusus ke kaum radikal dan intoleran. Sangat-sangat berbahaya. Tetapi aku yakin Allah SWT akan menolong. Semkin banyak mereka yang tertindas, tentu saja doa-doanya akan turut membantu membumihangus-binasakan si Undur-undur. Hewan serangga ini akan mati dengan sendirinya.

Masalahnya dari info bisik-membisik yang aku punyai, tentu bersumber medsos. Susah untuk dipercayai begitu saja. Berharap sumber media utama, tentu tak mungkin. Info medsos mengkonfirmasi jika kekhawatiran para penguasa negeri Kolam Susu, sebenarnya bukan pada karakter Undur-undurnya.

Mereka sangat takut pada trade mark nama Undur-undur. Ungkapan apalah arti sebuah nama, menjadi keliru. Nama Undur-undur ternyata dapat dimodifikasi menjadi kata: mundur-mundur, undur diri, atau diundurkan?

Aku terkejut. Mata ku kaku. Lidah ku terasa keluh. Rupanya aku baru tersadar. Aku terbangun dari tidur lelap. Aku terleleh-lelah. Aku baru ingat, berlebihan menyerup kopi.

Wallahualam. ***

Baca : Laskar Merah Unjuk Gigi

Bunga-Bunga Makar

 

 

 

 

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *