Sosial  

Swadaya, Warga Telukpinang Bangun Masjid Daarul Amal

Warga Telukpinang antuasias melaksanakan gotong royong pembangunan Masjid Daarul Amal.

LAMANRIAU.COM, TELUKPINANG – Semangat gotong royong terbina bagi warga Parit 6 Laut Jalan Artanum, Kelurahan Telukpinang, Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS), Kabupaten Indragiri Hilir, bagi menyelesaikan pembangunan Masjid Daarul Amal.

Masjid yang terbangun melalui dana swadaya ini sudah pada tahap pengecoran pondasi. Dengan gotong royongdan dari dana yang terkumpul dari infak masyarakat dan kerja bersama-sama mengambil upah terbas lahan perkebunan masyarakat setempat.

“Kami terus menggalang dana dari semua unsur masyarakat yang mau berinfak sekaligus ikut terlibat dalam pengumpulan dana sebagai ladang amal untuk masjid. Karena kami kerja secara bersama membangun rumah ibadah tentu harapan kedepan lebih meningkat lagi,” kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid Daarul Amal Telukpinang, Hairul Hapiz, Rabu 21 Oktober 2020.

Menurut Hairul, pihaknya masih membutuhkan dana cukup besar untuk pembangunan masjid ini. Karena itu panitia terus melakukan penggalangan dan membuka donasi.

“Semoga kegiatan ini berlanjut dan masyarakat bisa menyalurkan bantuan bagi penyelesaian sampai akhir,” lanjutnya.

Hairul juga berharap rencana pembangunan mendapat dukungan semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat luas. Karena itu, panitia menyediakan rekening khusus donasi melalui BRI 742101007604535 atas nama Masjid Daarul Amal.

Pahala Membangun Masjid

Secara etimologi, makna kata masjid yang terurai dalam Alquran adalah tempat sujud. Padahal tempat sujud dalam morfologi Arab adalah masjad, bukan masjid. Secara terminologi, masjid adalah tempat beribadah, terutama shalat lima waktu secara berjamaah. Masjid juga bisa untuk pergumulan sosial.

Baca : Pemprov Riau Bakal Kembangkan Masjid An Nur untuk Kawasan Wisata Religi

Berdasar kedua pengertian ini, ada dua fungsi masjid. Pertama, sebagai sarana ibadah ritual seperti shalat, zikir, belajar Alquran dan memperdalam agama (tafaqquh fiddin). Kedua, sebagai sarana ibadah sosial, seperti pemberdayaan ekonomi, budaya, politik, dan keamanan.

Dari kedua fungsi masjid ini, pengertiannya, bahwa orang yang membangun masjid memperoleh pahala. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa membangun masjid karena Allah maka Allah akan membangunkan untuknya istana ddi surga.” (HR. Bazzar). Tentu ini sebuah pahala yang besarnya tidak terkira. Persoalannya adalah apakah harus satu masjid secara utuh?

Tentu tidak harus utuh satu masjid. Nabi SAW menginformasikan, “Barangsiapa membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula dci surga.” (HR. Ibnu Majah). Hadits ini membuktikan Nabi SAW peka terhadap kondisi umatnya, secara teologis dan sosiologis.

Dalam Alquran selain masjid yang terbangun atas dasar takwa, ada yang namanya masjid dhirar. Allah SWT berfirman, “Dan (antara orang-orang munafik itu) ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemadharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan memecah belah antara orang-orang mukmin.” (QS. al-Taubah/8: 107). ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *