LAMANRIAU.COM, PADANG – Tuan rumah Sumatera Barat (Sumbar) keluar sebagai juara umum MTQ Nasional ke XXVIII 2020. Sumbar mengakhiri gelar juara umum MTQ 2020 setelah terakhir kali menjadi juara umum MTQ pada tahun 1983 silam saat kegiatan yang sama berlangsung di provinsi tersebut.
“Menetapkan Sumbar sebagai juara umum MTQ Nasional ke 28 di Kota Padang, Sumatera Barat,” kata Ketua Dewan Hakim MTQ Nasional ke 28 Roem Rori saat penutupan di Masjid Raya Sumbar, Jumat 20 November 2020.
Sumbar berhasil mengungguli juara bertahan DKI Jakarta yang keluar sebagai juara umum kedua. Menyusul Jawa Timur sebagai juara tiga, Jawa Barat posisi empat, Kepulauan Riau peringkat lima. Kemudian Sumatera Utara peringkat enam, Banten peringkat tujuh, Riau peringkat delapan, Nusa Tenggara Barat peringkat sembilan dan Kalimantan Barat peringkat sepuluh.
MTQ Nasional ke XXVIII berlangsung sejak Kamis 12 November 2020 lalu. MTQ kali ini memperlombakan seni baca Alquran, qira’atal Quran, hafalan Alquran, tafsir Alquran, fahmil Alquran, seni kaligrafi Alquran, syarhil Alquran, dan cabang karya tulis ilmiah Alquran.
Cabang seni baca Alquran terdiri dari 5 golongan. Yaitu golongan tartil Alquran putra dan putri usia maksimal 12 tahun 11 bulan 29 hari. Golongan tilawah anak-anak putra dan putri usia maksimal 14 tahun 11 bulan 29 hari. Golongan tilawah remaja putra dan putri usia maksimal 24 tahun 11 bulan dan 29 hari.
Kemudian golongan tilawah cacat netra putra dan putri usia maksimal 49 tahun 11 bulan 29 hari dan golongan tilawah dewasa putra dan putri usia maksimal 40 tahun 11 bulan 29 hari.
Cabang qira’at Alquran terdiri dari 3 golongan. Yaitu golongan qira’at Alquran mujawwad dewasa putra dan putri usia maksimal 40 tahun 11 bulan 29 hari. Golongan qira’at Alquran murrattal dewasa putra dan putri usia maksimal 40 tahun 11 bulan 29 hari. Dan golongan qira’at murratal remaja putra dan putri usia maksimal 24 tahun 11 bulan dan 29 hari.
Untuk cabang hafalan Alquran, terdiri dari 5 golongan. Yaitu golongan 1 juz dan tilawah putra dan putri usia maksimal 15 tahun 11 bulan 29 hari. Golongan 5 juz dan tilawah putra dan putri usia maksimal 20 tahun 11 bulan 29 hari. Kemudian golongan 10 juz putra putri usia maksimal 22 tahun 11 bulan dan 29 hari.
Golongan 20 juz putra putri usia maksimal 22 tahun 11 bulan dan 29 hari. Lolongan 30 juz putra putri usia maksimal 22 tahun 11 bulan 29 hari.
Cabang tafsir Alquran terdiri dari 3 golongan. Yakni golongan bahasa Arab putra putri hafalan 30 juz dan tafsir juz X usia maksimal 22 tahun 11 bulan 29 hari. Golongan bahasa Indonesia putra putri yakni hafalan 30 juz dan tafsir juz XII usia maksimal 34 tahun 11 bulan 29 hari dan golongan bahasa Inggris putra putri hafalan 14 juz pertama untuk usia maksimal 34 tahun 11 bulan dan 29 hari.
Untuk cabang fahmil Alquran hanya satu regu yang terdiri dari 3 orang remaja putra dan 1 regut 3 orang putri dengan usia maksimal 18 tahun 11 bulan dan 29 hari. Cabang syarhil Alquran terdiri dari 3 orang putra dan 1 regu 3 orang putri usia maksimal 18 tahun 11 bulan 29 hari.
Kemudian cabang seni kaligrafi Alquran terdiri dari 4 golongan. Yaitu golongan naskah penulisan buku putra dan putri. Golongan hiasan mushaf putra putri, dekorasi putra putri dan kontenporer putra putri.
MTQ ke XXVIII ini ditutup oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin secara virtual. Sementara acara penutupan berlangsung dari Masjid Raya Sumbar.
Baca : Hadapi MTQ Nasional 2020, Kafilah Riau Latihan di Rumah
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, MTQ mendorong generasi muda Islam meningkatkan pemahahamannya terhadap Al Quran. Dan merefleksikannya dengan benar sesuai dengan standar para ulama.
“MTQ merupakan sarana untuk mendorong generasi muda dalam meningkatkan kualitas bacaan, hafalan dan pemahaman Al-Quran. Melalui MTQ, kita berharap lahir generasi emas yang hatinya terkait dengan Al Quran,” kata Ma’ruf Amin dari istana Negara Jakarta.
Pelaksanaan MTQ Nasional memiliki nilai-nilai strategis dalam rangka pembangunan SDM yang unggul. Karena mengajak umat Islam untuk lebih dekat pada Al-Quran.
“MTQ erat terkait dengan seni baca Al Quran, yaitu membaca ayat Al Quran sesuai lantunan nagham tertentu yang menonjolkan sisi keindahan kalimat dalam ayat Al-Quran. Dimana hal itu merupakan bagian terkuat dari kemukjizatan Al-Quran,” katanya. (RCI)