Hukrim  

Dalam Sehari 2 Perempuan Pekanbaru Tewas Gantung Diri

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Hari ini, Sabtu 9 Januari 2021, 2 peristiwa gantung diri terjadi di Kota Pekanbaru yang melibatkan dua perempuan. Hal memilukan itu membuat prihatin warga daerah ini.

Baca : Nauzubillah! Perempuan Ini Nekat Bawa 3 Bayi Bunuh Diri

Kasus yang pertama terjadi di Jalan Sampoerna Gang Flamboyan, Payung Sekaki. Seorang perempuan muda bernama Sriharteni (25) meninggal dunia setelah gantung diri dengan sehelai selendang dekat ventilasoli rumah kos-kosan.

Sriharteni d itemukan warga dalam keadaan tergantung dengan sehelai selendang warna cokelat. Menurut Kapolsek Payung Sekaki Iptu Agung Rama, peristiwa itu d iketahui oleh rekan kerjanya.

“Pagi, korban d ihubungi oleh rekannya karena tidak masuk kerja, namun setelah d ihubungi via handphone tidak ada jawaban,” katanya.

Siang, rekannya itu mendatangi tempat kos korban dan menemukan korban dalam posisi tergantung dengan leher terikat kain selendang warna coklat yang diikat pada ventilasi pintu masuk kamar kos.

Melihat hal itu, rekannya langsung meminta bantuan dengan memanggil pemilik kos, namun tak mendapat respon. “Kemudian rekannya berusaha membuka ikatan selendang dari leher korban dengan menggunakan tangan, namun tidak berhasil. Kemudian mengambil pisau yang ada di dapur kos korban dan memotong ikatan yang mengikat leher,” jelasnya.

Setelah itu, rekannya meletakkan jasad korban ke lantai, baru mencari pertolongan selanjutnya. Pemilik kos langsung menghubungi pihak kepolisian.

Kasus kedua terjadi di Kecamatan Limapuluh. Perempuan bernama Nuri Hartati (45), tewas tergantung dekat pintu kamar rumahnya Jalan Sungai Kampar, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh.

Kapolsek Limapuluh Kompol Sanny Handityo menyebut bahwa temuan itu d iketahui sekira pukul 15.30 WIB oleh keluarganya. “Siangnya, saksi bersama anak korban izin pergi keluar, setelah pulang kembali, keberadaan korban ditemukan didalam kamar dalam keadaan tergantung,” kata Sanny.

Dalam peristiwa ini, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Hanya ada bekas lilitan kain di lehernya.

Pihak keluarga tidak bersedia korban untuk dilakukan otopsi dan kemudian membuat surat pernyataan tidak dilakukan otopsi jenazah ke rumah sakit.

“Berdasar keterangan keluarga korban, sebelum terjadi gantung diri, pihak keluraga sudah mengetahui bahwa korban sudah mengalami depresi,” tukasnya. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *