Kampus  

ISAIS Gelar Workshop Penulisan Buku Fiksi dan Non Fiksi Bagi Mahasiswa

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Institute for Southeats Asian Islamic Studies (ISAIS) menyelenggarakan kegiatan workshop penulisan buku fiksi dan non fiksi bagi mahasiswa Riau dengan tema ‘Membangun Islam dalam Bingkai Peradaban‘ yang berlangsung dari tanggal 27-30 Juni 2021.

Menurut Sekretaris ISAIS, Imam Hanafi, kegiatan yang dirancang dengan 4 gelombang ini dihadiri peserta 25 sampai 30 mahasiswa, yang tentunya dengan penerapan protokoler kesehatan sangat ketat.

“Tujuan dari kegiatan workshop ini diselenggarakan, diharapkan mahasiswa mampu mengartikulasikan kehidupan sosial sekitarnya menjadi sebuah tulisan. Kehidupan sosial merupakan wahana unik yang patut untuk dikritisi. Dari sinilah peran menulis sangat diperhitungkan,” kata Imam Hanafi.

Baca : ISAIS Gelar FGD Narasi Anti Kekerasan di Kampus

Menurut Imam, di tengah kuatnya arus teknologi informasi saat ini, telah melahirkan ragam berita yang saling bertentangan antara satu dengan lainnya. Saling hujat dan benci, seolah menjadi ‘sarapan pagi’ bagi penikmat dunia maya.

Salah satu konten media sosial yang belakangan menarik perhatian publik adalah ujaran kebencian (hate speech). Semua media sosial bisa menjadi sarana yang efektif bagi penggunanya, untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan yang bernilai ibadah maupun tidak.

“Sehingga sangat sulit melakukan identifikasi siapa yang menyampaikan. Seorang anak kecil sekalipun bisa menyampaikan petuah-petuah kebaikan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam dunia maya, relasi yang terbangun adalah relasi yang bersifat horizontal, bukan vertikal. Semua orang menjadi setara,” tambah Imam Hanafi.

Katanya, media sosial pada akhirnya juga dijadikan sebagai pertarungan wacana. Berbagai wacana bisa dikampanyekan dengan masif. Isu khilafah, penerapan syariah Islam, saling mengkafirkan, dan lainnya menghiasi media sosial.

Konstruksi pewacanaan terkandung di dalam pernyataan yang mendefinisikan Indonesia sebagai negara kafir, jahiliyah, murtad, thoghut, begitu mudah dicari dalam dunia maya.

“Ujaran-ujaran kebencian terhadap tokohsekaliber Gus Mus, KH. Ma’ruf Amin, Quraish Shihab, Syafi’i Ma’arif, tidak sulit dijumpai dalam media sosial,” ulangnya.

Dalam konteks inilah, ISAIS menilai mahasiswa perlu terlibat dalam melakukan kounter narasi-narasi yang lebih damai, menyejukkan, dan berkeadilan. “Sebagai agent of social change, kehidupan sosial menjadi perhatian penting bagi mahasiswa. Oleh karena itu,” katanya.

Kegiatan workshop ini dibuka Direktur ISAIS Dr. Alimuddin Hassan dengan menghadirkan narasumber Taufik Hidayat dan Abduh dari Bondowoso Jawa Timur. Keduanya memberikan pelatihan bagi mahasiswa.

“Harapannya, hasil dari pelatihan ini akan tersusun antologi tulisan yang akan diterbitkan oleh LICENSI, Jawa Timur. Beberapa isu penting yang akan dikembangkan dalam tulisan ini adalah Islam dan Ke-Indonesiaan; Islam dan Toleransi; Islam dan Moderasi Beragama; dan Islam dan Kebudayaan,” pungkas Hanafi. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *