Perlu Inovasi ‘Sulap’ Sampah Menjadi Bernilai Ekonomi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuansing Deflides Gusni SP MSi.

LAMANRIAU.COM, TELUKKUANTAN – Pencemaran lingkungan hidup yang tidak kalah bahayanya yaitu sampah.  Permasalahan sampah semakin nyata dan kompleks di berbagai daerah. Tidak terkecuali di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). 

Terkait hal ini, di Kabupaten Kuansing sudah dipandang perlu adanya inovasi dalam pengelolaan sampah. Bagaimana sampah yang selama ini dinilai sebagai masalah, bisa menjadi sesuatu yang justru bernilai secara ekonomi. 

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuansing Deflides Gusni SP MSi dalam perbincangannya dengan LamanRiau.com, Selasa 13 Desember 2022 di ruang kerjanya.

Dikatakan, tantangan pengelolaan sampah dengan pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat, akan berakibat meningkatnya volume dan jenis sampah, selain karakteristik sampah yang juga semakin beragam.

Tantangan tersebut, kata mantan Camat Singingi yang baru dua pekan menjabat Kadis DLH itu, harus dihadapi dengan langkah sistematis dan kerja kolaboratif dalam semangat gotong-royong. Sampah, dapat bernilai ekonomi bila dikelola dengan bijak dan melibatkan semua elemen masyarakat.

Dahulu, kata Deflides, sampah hanya dikumpul, diangkut, lalu dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang akhirnya menumpuk dan berbahaya terhadap lingkungan. Namun kini, pola pemikiran tentang sampah pun berubah. Bukan lagi yang dikumpulkan, diangkut lalu dibuang. Sekarang sampah bernilai ekonomis dan mampu menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat. 

Lebih jauh dijelaskan Deflides, Pemerintah Daerah sebagai ujung tombak penanganan sampah seperti dimandatkan UU Nomor 18/2008, perlu berinovasi agar menarik minat masyarakat dalam memilah dan menabung sampah di bank sampah.

Melalui beberapa upaya serta inovasi, diharapkan semakin banyak komponen masyarakat yang secara aktif turut menjalankan langkah-langkah pengelolaan sampah. 

Deflides menceritakan bahwa ternyata di Yogyakarta ada tiga orang putra Kuansing yang sukses dalam mengelola sampah ini sehingga menjadi bernilai secara ekonomi. Ia menyatakan ketertarikannya untuk mengetahui lebih jauh terkait hal ini. Kalau memang bagus dan sesuai dengan kondisi daerah Kuansing, tidak ada salahnya juga coba diterapkan nantinya di Kuansing. 

“Itu salah satu contoh. Nanti kita undanglah para pihak swasta itu, kita dengar pemaparan mereka bagaimana inovasi mereka mengelola sampah ini menjadi sesuatu yang bernilai secara ekonomi,” ulasnya.***

Editor/Penulis: Suharman

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *