Opini  

Tranformasi e-Kinerja: Peran Coach dan Coachee

Ilustrasi

Oleh: Busyra, S.Pd.

DUNIA abad ini sudah dikuasai oleh kemajuan teknologi disegala bidang, kehadiran era digital tidak dapat dibendung lagi, teknologi telah mengubah segalanya, termasuk dalam mengelola kinerja karyawan mereka. Salah satu inovasi yang memperoleh popularitas adalah sistem e-kinerja. E-kinerja mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi, mengukur, dan mengelola kinerja karyawan secara efisien

Di bidang pendidikan Kemdikbudristek terus mendorong pengembangan kompetensi guru melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan profesional. Salah satu aspek pengembangan kompetensi ini mungkin mencakup penggunaan teknologi, termasuk e-kinerja, sebagai alat untuk memantau dan meningkatkan kinerja. Kemdikbud telah menerbitkan pedoman penilaian kinerja guru yang memberikan panduan tentang cara mengevaluasi kinerja guru secara komprehensif. Mulai Januari 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerapkan sistem Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah yang lebih praktis, relevan, dan berdampak nyata. Pengelolaan ini dilakukan melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang terintegrasi dengan e-Kinerja yang dikelola oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN). e-kinerja guru merupakan evolusi dari sistem manajemen kinerja tradisional yang berbasis kertas menuju pendekatan yang lebih terotomatisasi dan terintegrasi. Dengan menggunakan perangkat lunak khusus, kepala satuan pendidikan dapat mengatur tujuan, mengukur kemajuan, memberikan umpan balik, dan mengevaluasi kinerja guru secara lebih efisien. Informasi ini dapat diakses secara real-time, memungkinkan pihak lain yang berkompeten untuk membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat berdasarkan data.

Dalam dunia pendidikan, kinerja guru memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pengaruh langsung terhadap prestasi belajar siswa. Manfaat E-Kinerja bagi guru adalah pemantauan kinerja secara Real-Time artinya sistem e-kinerja memungkinkan pengukuran kinerja guru secara real-time, memungkinkan pengidentifikasian masalah atau kebutuhan pembinaan segera, peningkatan keterlibatan guru artinya dengan akses mudah ke informasi tentang kinerja mereka, guru dapat merasa lebih terlibat dalam proses evaluasi dan pengembangan profesional mereka, pengembangan karier yang terarah artinya data kinerja yang terdokumentasi dengan baik dapat digunakan untuk merencanakan pengembangan karier guru, termasuk pelatihan tambahan atau kesempatan promosi, peningkatan komunikasi artinya sistem e-kinerja dapat menjadi platform untuk komunikasi antara guru dan manajemen sekolah, memfasilitasi umpan balik dan kolaborasi yang lebih efektif. Dengan pendekatan yang tepat, implementasi e-kinerja dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kinerja guru dan, pada gilirannya, meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Implementasi sistem e-kinerja dalam konteks peningkatan kinerja guru tidak hanya melibatkan penggunaan teknologi, tetapi juga memerlukan peran aktif dari coach (pelatih) dan coachee (guru). Observasi kelas yang dilakukan oleh seorang coach bertujuan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru, membantu dalam pengembangan keterampilan mengajar, serta meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Beberapa metode pemdampingan yang bisa dilakukan di sekolah adalah, mentoring, training, fasilitator, dan coaching. Coach dalam implementasi e-kinerja guru, adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam menggunakan sistem e-kinerja serta memahami prinsip-prinsip manajemen kinerja. Peran coach ini sering diemban oleh supervisor atau kepala sekolah yang bertanggung jawab untuk membimbing dan mendukung guru dalam mengelola kinerja mereka melalui platform e-kinerja. Tugas utama seorang coach antara lain, memberikan pelatihan kepada guru tentang cara menggunakan sistem e-kinerja dengan efektif, membantu guru dalam merencanakan dan menetapkan tujuan kinerja yang realistis dan terukur, memberikan umpan balik yang konstruktif berdasarkan data kinerja yang tercatat dalam sistem e-kinerja, mendukung guru dalam mengidentifikasi kebutuhan pembinaan dan menyusun rencana pengembangan profesional yang sesuai, memfasilitasi proses evaluasi kinerja secara berkala dan membantu dalam penyesuaian strategi atau tujuan jika diperlukan. Ada tiga prinsip yang harus dilakukan caoah, kemitraan, proses pemikiran yang memprovokasi dan kreatif, memaksimalkan potensi coachee. Dalam observasi kelas coach tidak memberikan saran/masukan tetapi memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik. Bebarapa kompetensi yang harus dikuasai coach adalah Embodies Coachin Mindset artinya coach harus terbuka, penuh rasa ingin tahu, fleksibel dan berpiusat pada coachee, Maintains Presence (menjaga kehadiran diri (hadir secara utuh), Listening Actively (mendengar secara aktif) termasuk informasi tersirat yang dibutuhkan, Evoke awareness (membangkitkan kesadaran coachee dari pertanyaan yang berkualitas. Pemanfaatan coaching dalam observasi kelas dilaksankan dalam tiga langkah yaitu. Pra Observasi memetakan orang yang akan di obseravsi (coah menerima informasi dari coachee tentang kelebihan dan kekurangannya). (a)menetapkan tujuan observasi Coach dan guru menetapkan tujuan observasi yang spesifik, yang dapat berfokus pada aspek-aspek tertentu seperti penggunaan teknologi dalam pengajaran, manajemen kelas, atau interaksi dengan siswa. (b) Penjadwalan, membuat jadwal yang sesuai untuk observasi, memastikan bahwa waktu yang dipilih tidak mengganggu jalannya pembelajaran. (c) Persiapan materi, guru memberikan informasi kepada coach mengenai topik atau materi yang akan diajarkan selama observasi. Observasi Langsung, pengamatan aktif, Coach secara aktif mengamati interaksi antara guru dan siswa, teknik pengajaran yang digunakan, dan lingkungan pembelajaran secara keseluruhan.(e) Mencatat data, coach mencatat informasi yang relevan terkait dengan tujuan observasi, baik berupa kekuatan yang diamati maupun area yang memerlukan perbaikan. Pasca obsevasi, Analisis dan Evaluasi, refleksi bersama, Setelah observasi, coach dan guru melakukan sesi refleksi bersama untuk membahas pengamatan dan pengalaman selama observasi (g) Identifikasi area pengembangan, berdasarkan pengamatan, coach dan guru mengidentifikasi area di mana guru dapat meningkatkan keterampilan pengajaran mereka. Pencapaian dan penguatan, coach memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru, dengan fokus pada pencapaian yang sudah ada dan cara untuk memperkuatnya. Pengembangan tindak lanjut, Perencanaan tindak lanjut coach dan guru bekerja sama untuk merencanakan tindak lanjut yang spesifik, termasuk strategi untuk mengembangkan keterampilan pengajaran yang diidentifikasi, menyediakan dukungan tambahan kepada guru melalui pelatihan, materi pembelajaran, atau observasi berkelanjutan. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan, Coach terus memantau perkembangan guru setelah observasi dan memberikan dukungan tambahan jika diperlukan, Coach dan guru melakukan evaluasi berkala terhadap perubahan yang telah dilakukan dan mencari cara untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran.

Coachee (Guru) adalah guru yang menggunakan sistem e-kinerja untuk memantau, mengukur, dan meningkatkan kinerja mereka. Mereka adalah penerima pembinaan yang aktif dan bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan kinerja mereka sendiri. Tugas utama seorang coachee meliputi,terlibat secara aktif dalam penggunaan sistem e-kinerja untuk merekam kemajuan kinerja mereka, menetapkan tujuan, dan merencanakan tindakan perbaikan, menerima umpan balik dari coach dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi area di mana mereka perlu meningkatkan kinerja mereka, berpartisipasi dalam sesi pembinaan dengan coach untuk membahas tantangan, pencapaian, dan rencana pengembangan kinerja, memperbarui dan meninjau tujuan kinerja secara berkala, serta berkolaborasi dengan coach dalam mengevaluasi kemajuan mereka dan mengidentifikasi peluang pengembangan tambahan.

Dengan memahami peran coach dan coachee dalam konteks e-kinerja guru, organisasi pendidikan dapat mengoptimalkan proses pengelolaan kinerja dan pengembangan profesional guru untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas pendidikan. ***

*) Penulis adalah Kepala SMP Islam Al Ishlah Bukittinggi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews