LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Riau terus mengalami kenaikan.
Periode 14-20 Agustus 2019 harga TBS naik untuk semua kelompok umur. Kenaikan tertinggi kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp 65,53 per kilogram. Sehingga harga saat ini menjadi Rp 1.450,54 per kilogram.
Kenaikan harga TBS berdasarkan penetapan harga yang dilakukan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Riau.
“Jadi sesuai penetapan ke 31 bulan Agustus 2019 kenaikan harga TBS kelapa sawit terjadi pada setiap kelompok umur kelapa sawit,” ujar Kasi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu kepada Tribun, Selasa (13/8/2019).
Kenaikan harga TBS itu jelas Tengku Neni disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
“Untuk faktor internal kenaikan harga TBS periode ini disebabkan oleh kenaikan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data,” jelas dia.
Harga jual CPO PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp 207,30 per kilogram, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 315,00 per kilogram.
Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 205,45 per kilogram, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp 157,60 per kilogram dari harga minggu lalu.
Sedangkan untuk harga jual kernel, Sinar Mas Group mengalami kenaikan sebesar Rp 87,00 per kilogram, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 76,36 per kilogram, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp 29,00 per kilogram dari harga minggu lalu.
“Faktor eksternal yang mempengaruhi kenaikan harga TBS periode ini adalah sentimen positif terhadap harapan damai dagang antara AS dan China, dimana Presiden AS, Donald Trump, masih ingin melanjutkan dialog dagang dan membuka kemungkinan untuk memberi ruang pada pelonggaran bea impor produk China,” beber Tengku Neni.
Hal itu jelas Tengku Neni, juga berdampak pada naiknya harga minyak kedelai produksi AS. Minyak kedelai merupakan saingan sejati dari minyak sawit, dimana seluruh fungsi minyak sawit dapat diganti oleh minyak kedelai. (*)