LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Sebanyak 20 anak imigran mulai belajar di SDN 150 Kota Pekanbaru, Senin (30/9/2019).
Mereka mulai berbaur di SD itu untuk menimba ilmu walau sekarang berstatus pengungsi.
Puluhan anak itu belajar di sekolah yang berada di Jalan Patria Sari, Kota Pekanbaru. Mereka bisa sekolah di sana karena jaraknya tidak terlalu jauh dari Wisma Orchid.
Wisma itu adalah satu penampungan imigran di Kota Pekanbaru. “Kita sengaja pilih sekolah yang berada dekat lokasi penampungan, apalagi mereka tidak punya kendaraan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal.
Jamal memastikan pada hari pertama anak imigran masih sekolah tidak ada kendala. Ia menyebut tidak hanya anak-anak imigran yang berbaur di sekolah.
Orangtua anak imigran juga berbaur dengan wali murid lainnya. Mereka langsung mengantar dan jemput anaknya kembali ke penampungan imigran.
“Bahkan orangtua imigran itu diajak ikut upacara bendera di sekolah,” imbuh Jamal.
Dia menyebut bahwa para anak imigran mulai masuk sekolah secara bertahap mulai awal pekan ini.
Selama empat hari para anak-anak imigran itu harus bisa beradaptasi di kelas bersama murid-murid lainnya. Jumlah anak imigran yang belajar sementara di SD mencapai 81 orang.
Anak-anak imigran yang berada di Hotel Satria mulai belajar, Selasa (1/10/2019) di SDN 56 Pekanbaru.
Jumlah anak yang ikut belajar di sana capai 22 orang. Sedangkan anak imigran Rumah Tasqiya dan Wisma Indah Sari mulai belajar pada, Rabu (2/10/2019).
Jumlah anak imigran yang belajar di sekolah mencapai 22 orang. Mereka belajar di SDN 141 Pekanbaru, SDN 170 Pekanbaru dan SDN 48 Pekanbaru.
Jumlah anak yang belajar di satu sekolah itu berkisar tujuh hingga delapan anak imigran. Ada 17 anak di Wisma Novri juga mulai sekolah pada Rabu.
Sebanyak tujuh anak imigran belajar di SDN 190 Pekanbaru. Sedangkan mereka belajar di SDN 17 Pekanbaru dan SDN 182 Pekanbaru baru mulai belajar Kamis (3/10/2019).
Jamal menegaskan bahwa pihaknya memantau keberadaan para anak-anak imigran. Ia memastikan tidak ada keluhan terhadap keberadaan para anak-anak imigran.
Apalagi tujuan program ini untuk kemanusiaan. Dinas juga koordinasi dengan Rudenim Pekanbaru dan IOM terkait keberadaan anak-anak imigran yang belajar di SDN. (*)