Mandi Safar di Kepulauan Meranti Bersamaan Peresmian Destinasi Wisata Tasik Nambus

LAMANRIAU.COM, SELATPANJANG – Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dispaspora) Kepulauan Meranti bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tasik Nambus terus menggesa persiapan Mandi Safar yang akan digelar pada 23 Oktober 2019.

Kepala Dispaspora Kepulauan Meranti Rizky Hidayat mengatakan, pihak Dinas Pariwisata Provinsi Riau juga telah melakukan peninjauan di lokasi Mandi Safar yaitu Tasik Nambus, Desa Darul Takjim, Kecamatan Tebing Tinggi Barat.

“Persiapan masih terus kita gesa. Dan saat ini masih dipersiapkan oleh Pokdarwis di sana,” ujar Rizky, Rabu (9/10/2019).

Selain pelaksanaan Mandi Safar, rangkaian awal akan dilakukan peresmian Tasik Nambus sebagai detinasi wisata baru Kepulauan Meranti. “Acaranya nanti pembukaan destinasi baru Tasik Nambus,” ujar Rizky

Selain meresmikan Destinasi baru, rangkaian kegiatan yang mengisi kegiatan yaitu Pasar Digital, pertunjukan seni, dan Mandi Safar. “Kita rencanakan yang membuka acara nantinya bapak bupati,” sebut Rizky.

Ketua Pokdarwis Tasik Nambus, Tengku Fadli Fahrudin mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih terus menggesa penyiapan lokasi Tasik Nambus.

“Untuk tempat kita sudah menyiapkan gazebo sebanyak enam, rumah pohon satu dan gazebo VIP dua,” ujar pria yang akrab disapa Yayan tersebut.

Selain itu di lokasi kegiatan mereka juga akan menyiapkan pemandu saat melakukan ritual Mandi Safar.

Akses menuju Tasik Nambus nantinya tidak bisa dilewati kendaraan motor hingga lokasi. “Jadi nantinya yang hadir kemungkinan akan berjalan kaki sekitar 1 kilo menuju lokasi,” ujar Yayan.

Selain itu pihaknya juga akan menyiapkan kue apam sebanyak 4.000. “Kue apam ini sebagai makanan khas Melayu yang kita tonjolkan sebagai bagian kebudayaan kita,” tutur Yayan.

Selain berbagai kegiatan, Yayan juga mengatakan akan menghadirkan penampilan musik dan Blacan Aromatik.

Dia juga optimis bahwa pelaksanaan Mandi Safar ini nantinya bisa dilaksanakan dengan baik.

Yayan mengatakan Mandi Safar dilakukan setiap Rabu minggu ke tiga bulan Safar (bulan Islam). “Ini menjadi tradisi masyarakat dalam menyambut bulan Safar, masyarakat biasanya berbondong-bondong hadir untuk mandi di Tasik Nambus,” ungkapnya.

Tradisi mandi Safar didominasi oleh masyarakat sekitar, namun tidak sedikit juga masyarakat dari luar daerah juga hadir dalam momen ini. Masyarakat meyakini tradisi mandi Safar dilakukan untuk menyucikan diri dan menolak bala.

“Tradisi ini sudah dilakukan sejak Tasik ini ditemukan, namun tidak seramai saat ini. Sekarang setiap tahunnya dalam pelaksanaan Mandi Safar, masyarakat yang hadir bisa sampai ribuan,” ungkap Yayan. (*)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *