Kisah Para Wanita yang Gagal Terbang ke Angkasa

LAMANRIAU.COM – April 1959, NASA membentuk kelompok astronot pertama yang disebut Mercury Seven. Sekitar 500 penerbang andal melamar, tapi hanya sedikit yang lolos tes super ketat, dan semua laki-laki.

Dari yang sedikit, hanya yang beruntung mendapat kesempatan menjadi manusia pertama terbang ke luar angkasa. Sejarah mencatat semua itu.

Yang tak tercatat adalah setahun setelah proyek itu, Dr William Lovelace –yang terlibat dalam Mercury Seven– membentuk kelompok astronot perempuan dan diberi nama Mercury 13.

NASA tidak terlibat. Seluruh biaya perekrutan untuk menjaring perempuan calon astronot berasal dari kantong pribadi pengusaha.

Dr Lovelace percaya wanita mampu menembus batas pengujian seperti yang diterapkan pada pria. Tubuh wanita lebih ringan, dan memungkinkannya bergerak di ruang hampa udara.

Namun, dunia penerbangan luar angkasa terlanjur milik laki-laki. Wanita tak punya tempat.

Ratusan penerbang wanita melamar proyek ini. Mereka terdiri dari berbagai latar belakang; dari orang sangat kaya sampai mereka saat kecil kekurang gizi karena hidup di masa great depression.

Dari ratusan yang melar terpilih 13 orang, sesuai nama proyek Mercury 13. Mereka adalah Jerrie Cobb, Bernice Steadman, Janey Hart, Jerri Truhill, Rhea Woltman, Jan dan Marion Dietrich, Myrtle Cagle, Gene Nora Jessen, Jean Hixson, Wally Funk, dan Irene Leverton.

Mereka yang lolos adalah yang terhebat; secara fisik, psikis, dan akademis. Namun tidak seluruh dari mereka berharap mendapat kesempatan terbang ke luar angkasa.

“Kami sadar, hanya yang beruntung yang akan mendapat kesempatan itu,” Ratley mengenang.

Namun, setiap kali NASA mengirim misi ke ruang angka, tidak satu pun dari mereka dipertimbangkan untuk disertakan. Mereka kecewa.

Tahun 1962, mereka menggelar aksi protes di Kongres, tapi NASA tak menjawab protes mereka selama bertahun-tahun. “Kami kecewa. Sangat kecewa,” ujar Cobb.

Tahun demi tahun mengalir pelan-pelan. Wanita-wanita itu beranjak tua. Seiring bertambah usia, mereka mengubur harapan melihat ruang angkasa tapi tak berhenti berangan-angan melihat wanita AS yang lain menggantikan posisi mereka.

Tahun 1995, NASA mewujudkan angan mereka. Eileen Collins, wanita astronot yang direkrut NASA, terbang dengan pesawat ulang-alik Discovery dari Cape Canaveral.

“Seluruh dari kami menyaksikan peristiwa itu dari pinggir ladang peluncuran,” ujar Ratley.

Laverton menitikan air mata. Cobb berujar; “Collin mewujudkan impian kami.” Lainnya mengenang saat-saat ketika Collin mengajak mereka berkunjung ke peluncuran.

Alih-alih menjadi astronot, Ratley pensiun sebagai akuntan. Wanita-wanita lain menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga, atau bekerja di tempat lain.

Satu hal yang mereka sesali adalah jika salah satu dari mereka diberi kesempatan melihat luar angkasa pada tahun 1962, nama Maria Valetine Tereshkova tidak akan pernah menjadi wanita kosmonout pertama yang mengorbit bumi 48 kali di luar angkasa.

Tereshkova melakukannya pada Juni 1963, setelah melewati serangkaian tes dan pelatihan selama satu tahun lebih.

AS sebenarnya melangkah lebih dulu, tapi tak pernah mempercayai kemampuan wanita melihat luar angkasa. (ILC)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *