Setoran Deviden Turun, Kinerja 7 BUMD Riau Tidak Maksimal

BUMD Riau pernah mengudara melalui unit usaha Riau Airline, tapi sudah tak beroperasi lagi.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau menargetkan kembali memaksimalkan potensi dan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada bisnis inti untuk meningkatkan pendapatan dan laba pada tahun ini.

Berdasarkan data Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Provinsi Riau, terdapat 5 dari 7 perusahaan BUMD yang mencatatkan laba dan berkontribusi memberikan deviden kepada pemerintah daerah pada tahun 2018.

Dividen pada 2018 yang disetorkan pada 2019 itu senilai total Rp102,62 miliar atau turun 12,79% dari setoran pada tahun sebelumnya senilai Rp117,68 miliar. Setoran tersebut pun hanya berkontribusi sekitar 2,85% terhadap target PAD Riau senilai Rp3,6 triliun pada 2019.

Dari 5 perusahaan yang membukukan pendapatan, hanya terdapat dua perusahaan yaitu PT Sarana Pembangunan Riau dan PT Jaminan Kredit Daerah yang mencatatkan kenaikan laba masing-masing sebesar 34,49% dan 37,44%.

Sementara ada 2 perusahaan tidak mencatatkan pendapatan yaitu PT Riau Airlines yang sudah tidak beroperasi dan PT Riau Petroleum yang baru akan beroperasi.

Plt Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Provinsi Riau, Mardoni Akrom mengakui BUMD belum banyak berkontribusi terhadap PAD di Bumi Lancang Kuning.

“Kalau kami, (BUMD) rugi tidak (ada). Tapi pendapatan dan labanya masih minim,” kata Mardoni dilansir Bisnis.com pekan lalu.

Dirinya menjelaskan bahwa satu BUMD, yaitu PT Riau Petroleum, yang belum menghasilkan laba bukan karena merugi melainkan baru akan dioperasikan setelah mendapat hak participant interest (PI) 10% beberapa sumur migas di Riau pada 2021.

Berdasarkan Permen ESDM Nomor 37 tahun 2016 disebutkan bahwa pemerintah daerah yang di daerahnya memiliki sumur Migas bakal mendapatkan pembagian saham sebesar 10%.

“Kedepannya Riau Petroleum sudah mulai ada pendapatan karena perusahaan ini dibentuk untuk fokus mengelola PI 10%. Sekarang sudah mengelola Wilayah Kerja (WK) Siak dan WK Kampar. Ada Blok Rokan juga, tapi belum,” jelas Mardoni.

Dari total 7 BUMD itu, setoran deviden pada 2019 tercatat Bank Riau Kepri mengalami penurunan dari setoran tahun 2018 sebesar Rp108 miliar lebih menjadi Rp99 miliar. Begitu juga PT Pengembangan Investasi Riau dari total Rp7,3 miliar jatuh drastis menjadi Rp904 juta. PT Permodalan Ekonomi Rakyat dari sebesar Rp521 juta jadi Rp218 juta.

PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) mengalami laba bersih dari total sebelumnya sebesarRp526 juta naik menjadi Rp707 juta. Hal yang sama terjadi di PT Jamkrida dari total tahun 2018 sebesar Rp1,1 miliar naik menjadi Rp1,5 miliar. Dua lainnya tak mencat deviden sama sekali. (bsc)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *