“Batal Betul Batil”

kambing covid

Kalaulah laron menjadi polisi
banyaklah cecak menjadi tertuduh

Kalaulah legislatif menjadi eksekutif
daulat rakyat mudah dimanipulatif

NGAH Long (selanjutnya Long) dan Long Usu (selanjutnya Usu) masih terus berdebat. Seperti biasa, kakak beradik ini memfokuskan perdebatan ihwal tema pembatalan. Esensinya yang diperdebatkan terkait resiko (dampak negatif, bukan positif) dari perkataan antara Batal Batil dan Batal Betul.

Upin dan Ipin (Upin-Ipin), mengacu Long dan Usu walaupun tidak saling berklindan, namun keduanya terlalu sering menyebutkan “betul betul betul”.

Apa yang dimaksud oleh kedua kakak beradik ini pastilah tidak sama dengan perdebatan Long dan Usu. Penyebutan, perkataan atau pun konsep Batal Betul, dan Batal Batil menjadi bukan saja populer sekaligus amat sangat sensi (sensitif karena berbau ideologis-agama) belakangan ini.

Pembatalan. Walaupun kata ini, bukan kata dasar. Pembatalan, walaupun maksud hati bukan yang dimaksud dengan pengertian orang awam. Pembatalan, walaupun hanya berhubungan dengan lembaran kertas. Pembatalan yang pasti secara langsung diakui, tidak diakui atau pun, antara tidak dan akui, atau akui dan tidak, tetap kata dasarnya batal.

Batal. Beragam makna yang dikandungnya. Batal dapat dimaknai (1) tidak berlaku. Batal juga dimaknai (2) tidak jadi dilangsungkan, ditunda, urung. Batal  (3) juga bermakna  tidak berhasil, gagal.

Ihwal makna Batal seperti yang dijelaskan sudah umum, dan semuanya merujuk KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sebagai acuan standar. Sementara jika ada yang ingin memaknainya dengan yang lain. Silakan saja. Terbuka ruang dan waktu.

Pada saat yang sama, kata Betul juga memiliki beragam makna. Betul bermakna (1). Langsung, tidak serong. Betul (2) juga bearti lurus (tegak) benar. Betul (3) juga dapat diartikan dengan benar, (4) sesungguhnya, (5) tidak bohong,  (6) tidak salah, (7) tidak keliru. Selain itu, Betul juga disamakan dengan (8) sejati, (9) bukan tiruan, (10) bukan campuran, (11) tulen, (12) tepat,  dan (13) persis. Begitulah kata Betul yang mempunyai beragam makna yang dnilai sama, tetapi tidak serupa. Sama seperti Batal juga masih mempunyai kesempatan untuk dimaknai dengan berbeda.

Lalu apa makna Batil? Kata Batil (atau Batal), jarang diketahui terdapat hubungan dengan batal yang berarti tidak terpakai, tidak berfaedah, rusak dan sia-sia. Secara istilah, Batil berarti terlepas atau gugurnya suatu perbuatan dari ketentuan syarak (hukum agama Islam), serta tidak adanya pengaruh perbuatan tersebut dalam memenuhi tuntutan syariat.

Sudah umum dipahami dan dijelaskan oleh para ustadz jika penggunaan kata Batil sering dihadapkan dengan istilah “yang benar” (al-haqq). Para ustadz jika menerangkan konsep (kata) Batil selalu menggunakan rujukan Alquran sebagai kitab ummat manusia.   Rujukannya berbunyi: “Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang batil …” (Al Baqarah: 42).

Tidak lupa para ustadz mengingat-jelaskan jika terdapat 26 ayat Alquran yang mnggunakan kata Batil dengan berbagai kedudukan dan fungsinya. Kata Batil dalam konteks penggunaannya dibagi tiga. Pertama, Batil yang menunjukkan bahwa perbuatan tersebut (Batil) tidak sesuai dengan akidah yang dikehendaki Alquran sebagai kitab ummat manusia.

Kedua, kata Batil yang diartikan sebagai sesuatu yang sia-sia.  Rujukaannya berbunyi: “… dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia…” (Ali Imran: 191).

Ketiga, kata Batil yang dihubungkan dengan amal perbuatan manusia yang dituntut oleh agama. Rujukannya berbunyi: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang Batil…” (Al Baqarah: 188).

Aneh sekaligus menjadi masalah manakala, Long dan Usu, tetap saja tidak menemukan titik temu, walaupun sesungguhnya beragam “kajian ilmiah” menunjukan bahwa dalam kepala otak (syaraf) manusia terdapat istilah Titik Tuhan (God Spot). Kedua kakak beradik ini masih saja membolak-baliknya: Batal Betul atau Batal Batil.

Menariknya, sementara Upin dan Ipin tetap konsisten: betul betul betul.

Jengah Jenguk mempertanayakan: apakah Batal itu Betul? Apakah pembatalan, eh salah, Batal itu Batil? Atau konsisten seperti Upin dan Ipin, betul betul betul Batal!?

Wallahu a’lam bish-shawabi ***

Baca : Si Alang Rajuk

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *