Puisi-Puisi Karya Bidan Bunda

Ilustrasi

Mengejar Jejak

Perhiasan alam yang menghiasi cakrawala
Menjadikan fenomena yang abadi
Terpaku melayangkan pandangan ke belakang
Masih terasa rasa yang membuat luka dalam
Ke manakah penyesalan ini kan kubawa
Berupaya membujuk luka hati
Dalam batas waktu untuk berkata
Namun doa itu sirna sudah
Rindu itu sudah pudar terbawa angin

Dalam keheningan yang terasa
dingin
Dekapan sayang tiada putus
Membelai, mengasihi dirimu
Meski ada gejolak yang membuat sesak
Lantunan suara rengekan manja itu seakan nyata
Cinta dan pelukan itu masih kauminta
Namun alam telah melenyapkan rasa
Panorama hatiku luluh dan berantakan
Air mata bukan tanda penyesalan
Namun rasa kerinduan yang terpendam
Kehancuran dalam gejolak yang tidak bisa kuulas
Membekam belenggu hati yang mulai mati
Bertanya.. kenapa dengan diri

Jejak yang telah tertikam
Dalam keheningan raga yang lupa akan tempat bersandar
Yang semula kokoh dalam semasa bisa pecah bersama petir yang datang tiba-tiba
Ibarat kesombongan dan keangkuhan
Membuat penyesalan tiada arti
Ibarat bangunan yang menjulang tinggi
Apabila dimakan rayap menjadi rapuh lalu roboh
Meski ditambal tetap berbekas
Semua mungkin akan runtuh
Dan lenyap ditelan gejolak yang palsu
Apakah penyesalan itu akan datang
Setelah semua lukisan hidup itu
Bertanya.. kenapa dengan diri

Tidak akan datang terulang lagi
Setelah semua terurai menjadi debu
Yang terbang entah kemana
Meski air mata berlinang darah
Hanya kata-kata yang terucap
Maafkan aku anakmu bunda..
Kini hanya nyanyian penyesalan yang berantai menghantui jiwa

Melihat onggokan tanah merah
Yang terpaku
Dan tidak akan bertemu lagi
Diam menunggu tangisan berikutnya
Hanyalah hiburan semu
Membuat perubahan waktu yang tak tekendali
Kupu-kupu indah itu terbang menari dan tertawa
Mengejek diri yang tak lagi berdaya

Membuat luka akan terbakar
Biarlah jejak, menjadi bekas
Meski itu adalah luka yang pernah berdarah
Penyesalan itu akan jadi pengganti jejak yang akan dikejar
Semoga doamu akan mengobati penyesalan yang tiada akhir

Ingatlah sebelum semuanya berganti

Bukittinggi, 25 Mei 2023

Genggamanmu

Kutatap wajahmu dalam dalam
Wajah yang dingin dan beku
Genggaman tanganmu yang begitu kuatnya
Terasa terus melemah dan lepas
Hampa sudah harapan hati
Pelukan kasih sayangmu
Dalam dekapan hangat..
Kini tiada Kurasakan lagi
Terpaku dalam rintik hujan
Bersama nyanyian rinduku
Yang biasa kau di sisiku…
Menemani malam panjang ini
Sekarang hanya sepi dan bisu..

Kesetiaan dan janjimu dulu yah …
Yang kau ucapkan di bawah sinar rembulan
Hilang bersama embun malam
Dan nyanyian alam yang mencekam
Tubuhku terasa lemah..
Berharap bila sinar surya tersenyum
Kau datang bersama sekuntum mawar di tangan
Tapi itu hanyalah mimpi merindu
Yang tidak akan kuterima lagi
Engkau telah pergi dalam kerinduan
Hatiku yang mati

Hilang sudah mutiara diri
Di kegelapan tanpa cahaya
Menyudut di lorong jiwa yang lara
Senjaku lalui tanpa genggamanmu
Lagi

Menunggu pelangi muncul di sudut langit yang memerah….
Dalam rangkulan manja diri
Dengan senyuman manismu
Kusadar semua tiada yang abadi
Gugur sudah bunga pemberianmu
Tinggalkan lukisan di langit senja
Bersama goresan hati kita yang dulu

Hanya mimpi diri

Bukittinggi, 21 Mei 2023

————————————-
Hj. Yenni Fitri, A.Md. Keb dikenal dengan Bidan Bunda. Berdomisili di Bukittinggi Kota Wisata, mendedikasikan diri dan memberikan pelayanan kebidanan di BPS Bunda. Menulis merupakan cara untuk mensyukuri setiap kisah yang telah Allah hadirkan dalam hidup ini. Mengisi hari dan menjadikannya abadi dalam setiap diksi yang hadir saat ini. Pada tahun 2022 lalu mendapat anugerah dari Kota Bukittinggi sebagai Wanita Inspiratif. Sungguh menjadi anugerah dan semangat untuk tetap berbagi dalam mencari ridho Illahi. Silakan sapa penulis melalui Fb. Bps Bunda Yenni. Ig. BPS BUNDA BUKITTINGGI. Email [email protected]. *

Baca: Puisi Puisi Terjemahan Karya Dylan Thomas

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]:

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews