Tokoh  

Santai dan Humanis, Garang di Balik Meja Sidang

Rusidi Rusdan bersama tim Bawaslu Riau dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilu tahun 2019 di Hotel Aryaduta.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Nama Rusidi Rusdan, S.Ag, M.PdI tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat Riau. Pada Pemilu tahun 2019 lalu, hampir semua mata publik tertuju pada sosok Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Riau itu.

Rusidi adalah tokoh sederhana yang selalu tampil dengan senyum khas terpaut diwajahnya. Dikenal mudah bergaul dengan pembawaannya yang santai, Rusidi tetaplah garang dalam membuat keputusan

“Hehe…antara tegas dalam tugas dengan lembut dan ramahnya pribadi seseorang mungkin bisa subjektif, ya. Saya gak tahu bagaimana orang menilai diri saya,” Rusidi menjawab pertanyaan LamanRiau.com.

Tegas itu bahasa lain yang tepat menggambarkan sebuah keputusan yang harus diambil. Maklum, sebagai pembuat kebijakan dalam Pemilu yang harus diambil secara cepat, Rusidi harus berpacu dengan waktu.

“Saya hanya berusaha menjalankan tugas berbeda dengan kehidupan pribadi. Dalam tuntunan agama jelas bahwa kita diperintahkan menjalankan amanah tugas dengan sebaik-baiknya. Namun kita juga punya sisi kehidupan pribadi, selalu mempunyai rasa empati dengan sesama,” lanjutnya.

Rusidi Rusdan mendampingi Ketua Bawaslu RI Abhan pada kegiatan Jelajah Coklit pada Pemilu 2019 di Kota Pekanbaru.

Terkait strategi dan langkah yang dipikirkan dalam membuat keputusan, Ia mengaku tetap melihat dahulu dalam bentuk apa permasalahan yang harus diambil keputusan. “Perlu diketahui bahwa model keputusan pada organisasi Bawaslu Provinsi Riau, ada 2 jenis yg sering dilakukan,” terangnya.

Pertama, keputusan yang bersifat internal teknis operasional (wewenang Kepala Sekretariat). Kedua keputusan yang bersifat eksternal organisasi (wewenang Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi Riau dalam pleno). “Walaupun pada prinsipnya 2 model keputusan tersebut menjadi tanggungjawab Ketua yang memimpin organisasi Bawaslu Provinsi Riau,” lanjutnya.

Lalu strateginya dalam mengambil keputusan, dirinya sebagai pemimpin lembaga tetap selalu mengakomodir pendapat para anggota dan Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Riau. Dirinya juga melakukan analisa terhadap pendapat tersebut kemudian dikaitkan dengan aturan yang mengatur apakah ada yang dilanggar atau tidak.

“Saya menganalisa dampak kelembagaan organisasi Bawaslu Provinsi Riau baik secara Yuridis dan sosial budaya untuk melakukan eksekusi dalam bentuk keputusan atau kebijakan. Dan yang terpenting ketika mengambil keputusan, dalam kondisi normal dan tidak dalam intervensi serta diintimidasi dari pihak lain,” katanya lagi.

Rusidi Rusdan sudah 2 periode duduk di Bawaslu Provinsi Riau. Pada periode 2017-2022, dirinya dipercaya sebagai ketua pada lembaga tersebut. Jalan hidup sebagai pengawas sebetulnya telah dimulai sejak terpilih sebagai anggota Bawaslu (dulu Panwaslu) Kabupaten Kampar periode tahun 2008.

Rusidi Rusdan bersama komisioner dan Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Riau.

Tiga tahun setelah itu tepatnya pada tahun 2011, dia dipercayakan jabatan ketua Panwaslu Kampar. Hasilnya, Rusidi yang sempat tercatat sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rokan Hulu itu pun secara berturut naik tingkat ke Bawaslu Provinsi Riau.

“Latar belakang saya terjun ke dunia Pemilu sebenarnya ada 2 hal. Pertama jiwa saya adalah jiwa event organizer. Senang sekali dengan kegiatan yang sifatnya bekerja untuk orang banyak,” ujarnya.

“Nah.. penyelenggaraan Pemilu itukan subtansi sebenarnya adalah sebuah event dimana saya punya kebahagiaan tersendiri bila bisa bekerja untuk orang banyak,” timpal dia.

Kedua, dirinya punya ketertarikan terhadap Pemilu dan sistem demokrasi sejak dari bangku sekolah, tentang pemimpin dan kepemimpinan, sejarah bangsa dan ilmu sosial lainnya.

Rapat Koordinasi bersama Gakkumdu se Provinsi Riau dalam rangka menghadapi Pemilu 2019.

Sepanjang karier sebagai Pengawas Pemilu, Rusidi merasakan bagaimana atmosfer Pemilu di Indonesia dari masa ke masa, hingga pada tingkat pemilihan kepala daerah kabupaten, provinsi, pemilihan legislatif dan Pemilu Presiden yang terselenggara tahun lalu.

“Selama menjalankan tugas sampai saat ini, saya melihat pelaksanaan pengawasan Pemilu jauh semakin berkembang dan lebih terukur dari berbagai aspek. Dari aspek regulasi misalnya, sekarang jauh lebih tegas dibanding dulu diawal berdirinya Bawaslu,” tutur Rusidi Rusdan.

Kemudian aspek struktur organisasi juga jauh lebih kuat dan lengkap dibanding sebelumnya. “Makanya saya sering mengatakan bahwa posisi pengawas Pemilu saat ini sudah jauh lebih baik, walau pun tentu masih kita rasakan beberapa masalah seperti kesulitan penegakan hukum Pemilu, regulasi yang masih pidana orientik dan lain sebagainya,” sambung dia.

Tantangan terberat sebagai Pengawas Pemilu, kata Rusidi lagi, bila diurutkan dari atas adalah tingkat pemahaman masyarakat dalam memaknai arti demokrasi yang masih variatif, antara kebebasan absolute dengan kebebasan yang terbatas.

“Sekarang ini sudah lebih kepada kebebasan absolute (tanpa batas). Banyak yang memaknai bahwa dalam sistem demokrasi orang bisa melakukan apa saja, dan cenderung mengedepankan sikap curiga dan tanpa rasa percaya kepada siapapun,” katanya.

Sehingga, sulit bagi penyelenggara Pemilu untuk menciptakan sebuah Pemilu yang espektatif bila orang bebas melakukan apa saja dan tidak ada kepercayaan kepada penyelenggara.

Menghadapi dilema ini, dia tetap berteguh pada prinsip bahwasanya kebenaran demokrasi ada pada lurusnya jalan penyelenggara. Membawa lembaga Bawaslu sebagai garda terdepan mengawal demokrasi Indonesia kearah lebih baik, adalah tugas utama mengarahkan masyarakat memahami arti penting demokrasi itu sendiri.

Selama memimpin Bawaslu Riau, Rusidi bersama tim mempunyai visi dan misi yang menjadi acuan dalam bekerja. “Alhamdulillah sudah banyak visi dan program yang telah saya laksanakan dalam rangka mengawal agenda Pemilihan Gubernur Riau tahun 2018 dan Pemilihan Umum tahun 2019 yang lalu,” sampai dia.

Diantara program strategis dan fenomenal yang sudah terlaksana adalah menjaga hak pilih masyarakat dengan membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang tidak tercatat sebagai pemilih dalam Pilgub Riau tahun 2018 dan Pemilu Tahun 2019.

“Melalui program ini masyarakat yang belum terdata oleh KPU kemudian mendatangi posko kami untuk kita data dan direkomendasikan ke KPU, melalui program ini banyak masyarakat yang terbantu,” kata Rusidi bercerita pengalaman Pemilu tahun lalu.

Ketua Bawaslu Riau Rusidi Rusdan menerima kunjungan anggota DPR RI H Arsyadjuliandi Rachman.

Tidak hanya itu, Bawaslu Riau juga menginisiasi program Patroli Anti Money Politik. Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan Kapolda dan jajaran sampai ke Kapolsek se Riau, dengan melakukan razia kendaraan pada minus 3 hari menjelang masa pemungutan suara.

Kemudian juga dilaksanakan pogram anti Money Politik dan Sosialisasi Pemilu Damai menghadirkan Ustad Abdul Somad yang dihadiri oleh puluhan ribu masyarakat dari kota Pekanbaru dan daerah lain di Riau. Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan KPU dan Kapolda Riau yang waktu itu dijabat Irjen Pol Nandang.

Selain itu, juga dicetuskan program Inovasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan membuat banner quisioner di setiap TPS pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 lalu. Program ini mendapat apresiasi dari Bawaslu RI dengan memberikan penghargaan sebagai Program Inovasi Pengawasan Terbaik Nasional.

“Terhadap program yang belum terlaksana, akan dilaksanakan dalam Pilkada Serentak Tahun 2020 di antaranya Gerakan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dalam bentuk Kader Pengawas Desa/Kelurahan di Sembilan kabupaten/kota se Riau yang menyelenggarakan Pilkada tahun 2020,” katanya.

Ia hanya berpesan kepada masyarakat Provinsi Riau untuk bersama-sama menolak politik uang, politisasi SARA dan Hoaks agar menjadi pemilih yang cerdas. Sehingga Pemilu berkualitas mampu memilih pemimpin yang berkelas.

Berkat Tempahan Orangtua

Bercerita tentang karier, pria kelahiran Gunung Intan, 1 Januari 1974 ini menceritakan, suksesnya pekerjaan yang dijalankan, dorongan keluarga menjadi sangat penting. Baginya, keluarga adalah hak milik paling berharga dalam menunjang karir sebagai pengawas Pemilu sampai dengan saat ini.

“Dulu saya mengawali karir dunia pengawas Pemilu ketika itu menjadi pengawas di tingkat Kecamatan. Semua perjalanan karir adalah berkat dukungan keluarga tercinta. Atas doa Omak, istri tercinta yang selalu setia menemani saya di saat susah dan senang, di saat sedih dan bahagia,” kata dia.

Rusidi Rusdan bersama istri Yumi Kemala beserta tiga buah hati. Keluarga adalah modal utama kesuksesan.

Keluarga selalu mendukung kerja dan pengabdian. Karena sangat paham dengan ritme kerja pengawasan yang intensif dan cenderung over time. “Tetapi di waktu libur, kita maksimalkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Sehingga kekuatan keluarga tetap terpancar dan kerja semakin bersemangat untuk keluarga,” ulas dia.

“Saya ingin katakan, bahwa berkat tempahan dan didikan orangtua kala itulah yang menjadikan saya seperti saat sekarang ini,” ulang Rusidi.

Pahitnya kehidupan masa lalu, adalah guru paling berharga yang mampu membuatnya lebih beradaptasi dengan kondisi dan situasi apapun. Perjuangan baginya sungguh berat. Kata-kata berusaha dan berjuang sudah terdengar di telinga sejak kecil.

“Membantu orangtua dan bekerja keras adalah aktivitas rutin saya ketika itu. Sebelum berangkat sekolah, saya sering membantu orangtua. Tempat sekolah dasar dengan rumah tinggal cukup jauh, dengan di tempuh harus menyebrang sampan dahulu baru sampai di tempat sekolah,” Rusidi berbagi pengalaman.

Rusidi Rusdan memimpin kegiatan upacara bendera Proklamasi Kemerdekan RI 17 Agustus 2019 di Bawaslu Riau.

Namun dengan kegigihan dan semangat untuk sekolah dapat di lalui dengan baik. selanjutnya untuk pendidikan menengah pertama dan pendidikan menengah atas, dirinya mondok di Pesantren Daarun Nadhah Thawalib, Bangkinang.

“Pondok Pesantren Daarun Nadhah Thawalib mengajarkan saya tentang agama dan kemandirian. Tempahan agama dan kemandirian membuat saya menjadi orang disiplin dan berati bagi manusia di sekeliling,” kisahnya.

Bak pepatah Arab, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Selanjutnya dia berhasil menyelesaikan sarjana di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Demi menjulang gelar lebih baik, Rusidi kemudian mengikuti program Pascasarjana di UIN Suska Riau jurusan Pendidikan Agama Islam. Sedangkan program Doktor saat ini sedang dijalankan di almamater yang sama yakni UIN Suska Riau.

Ia hanya berharap, pengalaman yang telah dilalui mampu memberikan kontribusi dan turut mencerdaskan masyarakat Provinsi Riau dan negara Indonesia pada umumnya, dalam mengawal demokrasi. ***

Biodata

Nama : Rusidi Rusdan, S.Ag, M.Pdi
Lahir : Gunung Intan, 1 Januari 1974
Agama : Islam
Istri : Yumi Kemala, SS

Anak :

1. Ridho Fathul Fata
2. Ario Abrus Al-Fath
3. Dipo Rajanamata

Pendidikan :
SDN 007 Tambusai Barat 1989
MTS PP Daarun Nadhah Thawalib Bangkinang 1992
MA PP Daarun Nadhah Thawalib Bangkinang 1995
S1 UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2000
S2 Manajemen Pendidikan Islam UIN Suska Riau 2011
S3 Pendidikan Islam (Proses Disertasi) di UIN Suska Riau

Organisasi :

– PNS Kemenag Kabupaten Rokan Hulu 2005-2017

– Anggota Panwaslu Kabupaten Kampar 2008

– Ketua Panwaslu Kabupaten Kampar 2011

– Anggota Bawaslu Provinsi Riau 2012-2017

– Ketua Bawaslu Provinsi Riau 2017 – sekarang.

Motto :
“Bersikap Tegas seperti cadas, Bertutur lembut seperti kapas”…

Kutipan :
” …manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi org lain…” Dari Hadis Nabi Muhammad SAW.

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *