Musa Tetap Lahir Membesar dalam Pelukan Istri Fir’aun

Musa

AKAN kelahiran Musa, Sang Penyelamat, dikabari lewat mimpi Fir’aun. Lewat juru bisiknya Fir’aun dikabari pula, “Anak ini akan membinasakan kekuasaanmu..”

Fir’aun kalang-kabut. Para pembesar dan pasukannya dibuat lintang-pukang. Setiap wanita yang hamil diawasi.. Tidak jarang pula dipersekusi.

Peristiwa demi peristiwa yang tidak terduga dan tidak masuk akal bisa saja itu cara Allah “mengalabui” zalimun.

Dan Musa tetap lahir.. Malah membesar di pelukan istri Fir’aun sendiri. Tidak langsung diketahui sebagai nabi.

Akhirnya…. Tahu sendirilah apa skenario Allah yang dilakonkan oleh Musa, Sang Protagonis dan Fir’aun, Sang Antogonis..

Sang tidak terduga itu bisa saja muncul dari alam sekitar istana. Semegah dan segagah apa pun tembok menara mahligainya.

Termasuk istana di tengah kolam.

Di sana ada laut merah.
Di sini pun dua samudera membuncah.
Tsunami telah pula pernah kirim itu peristiwa.

Tidak pun binasa teebenam digulung ombak samudera. Bisa saja tergelincir, terjerembab, tertugam, lemas, kojol, di tenangnya air di kolam yang penuh madu rasa.

Niatmu; Hasratmu. Syahwatmu; silakan terus berkobar penuh gelora. Sepuas-buasnya.  Julanglah! Semburkanlah dengan segala digdaya supermega ‘kederat’ naga.

Ingatlah! Apa pun itu. Kilikmu.
Sepenuhnya di genggaman
Sang Mahakuasa.

Akhirnya akan berakhir juga.***

Panam Bandaraya, 2020

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *