Sayang?

Muslim Paripurna

KASIH sayang merupakan sifat Ilahi. Prilaku itu sejatinya ditiru para hamba-Nya karena ia mengemban jabatan khalifah di muka bumi.

Di antara 99 Asma al-Husna, kasih dan sayang (Al-Rahman dan Al-Rahim) itu merupakan nama-Nya yang paling dominan setelah nama Allah. Menurut Qurays Shihab, kata Al-Rahman terulang sebanyak 57 kali dalam Alquran, sedangkan Al-Rahim sebanyak 95 kali. Mayoritas ulama menyebut dua kata ini berakar dari kata yang sama yaitu kata rahmat. Menurut para ulama, Al-Rahman merupakan sifat kasih Ilahi bersifat umum dan sementara, merupakan bentuk kasih-Nya kepada semua makhluk ciptaan-Nya, termasuk manusia yang ingkar kepada-Nya sekalipun. Kasih itu hanya mereka peroleh ketika hidup di dunia. Akan tetapi berbeda dengan Al-Rahim yang merupakan kasih sayang Ilahi yang mendalam kepada hamba-Nya yang beriman. Kasih sayang jenis ini akan tetap kekal dan abadi hingga ukhrawi.

Bagaimana caranya agar meraih Al-Rahim Ilahi?

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al A’raf: 56).

Bertolak dari ayat di atas, kunci mendapatkan sayang yang mendalam dari Ilahi adalah dengan cara berbuat ihsan atau menjadi muhsin (orang yang baik). Kata ihsan dapat bermakna sebagai berbuat baik seolah tak berbatas. Dalam Alquran misalnya dikatakan wa bi al-walidaini ihsana: Kepada dua orang tuamu maka berbuat ihsanlah. Hal ini dapat dilihat dan dihubung-kaitkan pada perintah Allah dalam ayat lain, yaitu waqul lahuma qaulan karima. (Berkatalah kepada kedua orangtuamu dengan ucapan yang sangat mulia). Kata karima itu merupakan sifat dan nama Tuhan yang bermakna sangat mulia. Artinya, seorang anak mesti memperlakukankan orang tua mereka dengan tindakan “sangat mulia”, yaitu di atas mulia biasa.

Kenapa kebaikan kepada orang tua mesti ihsan (kebaikan seolah tak berbatas)? Karena kasih mereka kepada anak-anak mereka juga ihsan. Itu telah dibuktikan mereka. Bukankah kebaikan kedua orangtuamu kepadamu seolah tanpa tepi? Mereka rela tidak menyuap nasi hingga kenyang demi anak-anaknya agar tidak kelaparan? Mereka rela hidup dalam kesederhanaan bahkan dalam kekurangan dan keprihatinan agar suatu ketika dirimu menjadi kaya, terhormat dan terpandang?

Di antara penyebab kenapa tak boleh durhaka kepada kedua orang tua karena besar mudaratnya bila kasih yang tulus dikhianati. Cinta dan sayang kedua orang tua kepada anaknya amatlah tulus dan seolah tak berhingga. Untuk itu jaga ketulusan itu dengan ketulusan dan kebaikan tanpa batas juga.

Jika ingin memperoleh Al-Rahim-Nya, perlakuan ihsan (baik seolah tak berbatas atau sayang seumpama tak berhingga) ini bukan saja kepada kedua orang tua yang melahirkan tapi kepada semua orang yang dipandang tua, baik umur maupun akhlak mereka, bahkan berbuat ihsan ini mesti dilakukan kepada semua makhluk Ilahi.

Prilaku ihsan juga dapat dipandang sebagai perbuatan baik sebagai balasan dari perbuatan jahat orang lain. Berbuat baik kepada orang yang berlaku baik kepada kita itu merupakan kebaikan biasa. Akan tetapi prilaku baik kepada orang yang berbuat jahat, orang yang menzalimi dan menganiaya kita, itulah perbuatan baik yang sesungguhnya atau yang dikenal dengan istilah ihsan.

Prilaku ihsan ini bukan sesuatu yang utopia. Bukan sebuah cita-cita yang tak tercapai, bukan imajinasi atau hayalan semata. Prilaku agung dan terpuji ini pernah dipraktikkan para nabi dan Rasulullah serta para kekasih-Nya yang lain. Ketika nabi Muhammad Saw dilempari penduduk Thaif dengan batu dan taik unta, beliau malah mendoakan mereka dengan ucapan, “Ya Allah tunjukilah kaumku sesungguhnya mereka tidak mengetahui.

Tradisi itu juga diikuti para manusia muhsinin lainnya, di antaranya seperti Dzunnun Al-Mishri yang mendoakan manusia yang mengingkari perintah Tuhannya, seperti mabuk-mabuk, lupa diri dalam pesta pora saat berlayar di laut dengan ucapan, “Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memberikan orang-orang itu kehidupan yang menyenangkan di dunia ini, beri juga mereka kehidupan yang menyenangkan di akhirat.” Para murid Dzunnun saat itu terkejut, mereka minta Dzunnun mendoakan orang-orang tersesat tersebut agar karam di laut karena berlaku maksiat. Dalam satu riwayat diceritakan bahwa mereka tidak hanya berbuat maksiat akan tetapi juga mengejek Dzunnun dan murid-muridnya yang sibuk berzikir saat berlayar.

Dzunnun malah mendoakan mereka agar memperoleh kebaikan. Dan pada akhirnya semua kisah itu menjadi happy ending ketika orang-orang mabuk dunia itu melihat wajah Dzunnun dari dekat, hati mereka tergerak untuk bertobat.

Adakah yang mau mengikuti jejak mulia Nabi Muhammad Saw dan Dzunnun Al-Mishri ini?

Kata ihsan dapat pula bermakna sembahlah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Seandainya kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Saw tentang Iman, Islam dan Ihsan yang juga termaktub dalam kitab Al-Arba’in Al-Nawawiyah, yaitu kitab yang tipis halamannya namun amat tebal dan bernas kandungannya.

Artinya jika ingin mendapatkan Al-Rahim Ilahi maka sadari bahwa apa yang dilakukan di dunia ini selalu dalam pengawasan-Nya. Selalulah muraqabah. Selalu merasa diintai, diawasi dan direkam setiap ucapan dan tindakannya oleh Dia yang Maha Melihat (Al-Bashir). Semua rekaman itu suatu ketika akan diperlihatkan kembali dan akan diminta pertanggung jawaban. Jika kesadaran itu muncul kini dan di sini, tentu saja berimplikasi pada perbuatan baik, bajik dan bijak yang selalu ditabur, disemai dan diimplementasikan setiap manusia dalam hidupnya.

Secara umum, jika ingin memperoleh sayang kasih Ilahi yang sekasih-kasihnya itu maka seorang hamba mesti melakukan semua perbuatan yang diperintah Ilahi sedaya upayanya, dan meninggalkan seluruh larangan Tuhannya secara mutlak. Selalu meningkatkan kadar keimanan, keislaman dan keihsanan. Selalu berusaha menyerap sifat-sifat mulia Tuhan, dan meniru serta mengaplikasikannya dalam kehidupan, termasuk Al-Rahman dan Al-Rahim. Jadilah ‘Abd Al-Rahman (hamba Yang Pengasih) dan ‘Abd Al-Rahim (hamba Yang Penyayang).

Wallahu a’lam.

Baca : Tahu?

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *