SELAMAT tahun baru 2024. Selamat menikmati sesuatu yang baru. Mungkin jabatan, pangkat, pekerjaan atau tempat kerja, rezeki, kedudukan, rumah, mobil, teman, istri, suami, kenalan, tetangga, menantu, dan semua yang serba baru.
Selamat atau tidaknya di era yang baru, sedikit banyaknya bergantung dari perencanaan atau planning yang telah disusun dan dibangun untuk sesuatu yang baru.
Menghadapi dan menjalani tahun baru dan kehidupan baru, sejatinya ada beberapa planning baru yang telah disusun dan dirancang. Planning kehidupan baru tersebut menyangkut dalam semua aspek kehidupan, baik dari segi ekonomi dan keuangan, sosial, budaya, pendidikan anak-anak hingga planning beragama, dan lain sebagainya.
Menghadapi hidup, selain membutuhkan planning, tak terlepas juga dengan organizing (pengorganisasian), actuating (aksi), controling (pengawasan), dan evaluating (evaluasi).
Planning yang pertama adalah mengambil pelajaran dan pengajaran dari masa lalu, setidaknya sejak setahun yang lalu. Program yang baik dan sukses mungkin dapat diteruskan, sementara yang kurang dan tidak baik atau gagal dibuang jauh. Berkaca dan mengambil pelajaran dari masa lalu ini penting, setidaknya seperti yang diungkapkan penyair Amir Hamzah, bahwa dalam beberapa hal yang silam tetap berharga.
Membuat evaluasi perjalanan hidup atau sejarah hidup selama ini mustahak dilakukan demi mencapai kesejahteraan di masa hadapan. Thomas Carlyle mengingatkan, “Pelajarilah sejarah agar tak tergelincir di masa depan.”
Kedua, mengenang dan menilik kembali kepada visi kehidupan yang telah dirancang mesti dilakukan. Dalam apapun urusan, visi atau tujuan mesti ujud. Visi menjadi pondasi dalam setiap gerak langkah dan usaha. Demikian pula hidup. Kehidupan tanpa visi bagaikan kapal berlayar tanpa tujuan. Tak tentu arah dan hala. Terombang ambing tak menentu.
Visi tak dapat dicapai tanpa misi. Misi merupakan langkah dan upaya yang dilaksanakan demi mewujudkan visi tersebut. Maka susun dan ikuti serta jalani dengan serius, fokus dan disiplin setiap misi yang telah dirancang dan dibangun.
Ketiga, ke depan, dalam hal apapun catatan harian mesti dibuat dan didokumentasikan dengan baik dan tertib. Pencatatan dan pendokumentasian setiap jejak langkah yang pernah dilakukan akan bermanfaat besar untuk menentukan langkah dan usaha di masa-masa berikutnya.
Keempat, memetakan dan menuliskan SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) diri pribadi mustahak dilakukan. Seberapa besar kekuatan diri untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, di mana titik lemah dalam mencapai visi yang telah dirancang, sebesar apa peluang untuk mewujudkan visi yang ditetapkan, serta apa saja hambatan, tantangan dan ancaman dalam mencapai visi yang diimpikan tersebut: maka semua itu harus jelas dan terukur.
Tantangan, hambatan dan ancaman dalam mencapai visi-misi mesti diketahui dan dibuat dengan cermat. Jangan lupa, catat dan inventarisir juga perkiraan solusi dari tantangan, hambatan dan ancaman tersebut. Sketsa solusi dari setiap permasalahan amat berguna jika hambatan, tantangan dan ancaman benar-benar suatu saat menjadi kenyataan.
Kelima, yang paling utama dari semua itu adalah membuat planning, organizing, actuating, controling dan evaluating beragama, baik bagi diri pribadi maupun keluarga. Cara beragama mesti diperbaharui. Andai selama ini beragama hanya setakat melepas kewajiban, maka semua itu mesti direformasi. Taat kepada perintah Tuhan sejatinya menjadi keperluan, menjadi kerinduan dan membahagiakan. Kalau pelaksanaan ajaran agama selama ini masih berada pada tataran zahiriah sejatinya bergerak kepada aspek batiniah. Jika melaksanakan perintah Tuhan selama ini terasa sebagai beban berat dan membosankan, semestinya menjadi sebuah kecanduan, kenikmatan, kedamaian dan ketentraman.
Selamat tahun baru 2024. Tingkatkan semua upaya dan usaha demi masa depan yang lebih baik. Semoga menjadi orang yang menang dan beruntung. Di antara upaya mencapai keberuntungan itu dengan merencanakan dan menetapkan visi dan misi kehidupan.
“Siapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dia tergolong orang beruntung; siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, dia tergolong orang rugi; dan siapa yang hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka dia orang celaka.”( HR. Al Hakim)
Wallahu a’lam. ***