Ingat-Ingat

hijrah

SALAH-satu kunci hidup sukses dunia dan akhirat adalah ingat. Tersebab itulah maka pesan orang tua-tua Melayu kepada generasinya agar selalu ingat. Kepada Allah banyakkan ingat. Petuah diingat amanah dikenang, beringat-ingat dalam berjalan. Ingat sebelum kena.

Apa yang dilakukan dalam hidup ini harus ingat-ingat konsekwensi dan efek buruk dari perbuatan itu. Ingat akhir dari dari semua yang dilakukan. Kejahatan dan kezaliman yang dilakukan pasti berbuah pahit dan perit pada akhirnya. Sebaliknya kebaikan dan kebajikan yang ditabur akan berbuah lezat dan nikmat pada penghabisannya. Ingatlah kepada halal dan haram. Ingatlah kepada sesuatu yang membinasa dan mencelakakan, ingat kepada sesuatu yang merugikan dan mengaib-malukan diri sendiri dan orang lain.

Untuk itu ingat dan ingatlah konsekwensi serta akibat dari yang diucap dan dibuat agar penyesalan tak datang pada akhirnya.

Dalam Islam sendiri, kata ingat merupakan kunci dalam berbagai hal. Al-shalatu lizikri: shalat itu untuk mengingat-Ku, demikian firman Allah Swt dalam surat Thaha ayat 145. Bahkan nabi Muhammad Saw sendiri secara eksplisit mengingatkan manusia agar ingat untuk menggunakan yang lima sebelum datang yang lima. Masa muda sebelum datang masa tua; masa sehat sebelum datang masa sakit; masa kaya sebelum datang miskin; masa lapang sebelum datang masa sempit; masa hidup sebelum datang masa kematian. (HR: Baihaki dan Ibnu Abbas)

Ingat bahwa semua hal akan berakhir. Semua yang akan dilakukan pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan. Akan ditimbang nilai baik dan buruknya. Semua ibadah dalam Islam dilakukan sebagai perintah Ilahi dan untuk mengingat-Nya.

Puasa dilakukan juga dalam rangka mengingat-Nya. Untuk itulah manusia diperintahkan untuk imsakun (menahan). Menahan diri dari prilaku yang membatalkan puasa walaupun pembatalan dilakukan orang yang sedang puasa tak diketahui oleh siapapun kecuali ia dan Dia semata.

Begitu juga haji, ibadah ini dilaksanakan dalam rangka mengingat-Nya. Memakai kain ihram salah-satunya untuk mengingatkan kain kafan yang kelak dipakai manusia ketika ia meninggalkan alam mayapada.

Prilaku zakat pun demikian, selain untuk menunaikan perintah-Nya juga sebagai ingat akan alam keabadian. Harta yang dizakatkan merupakan bagian dari bekal perjalanan panjang kelak, untuk itu menabunglah untuk masa yang jauh itu dengan menyisihkan harta melalui program zakat, infak, sedekah dan lainnya.  Pun demikian dengan ibadah lainnya. Semua dilakukan dalam rangka ingat.

Jadi, ingat-ingatlah dalam hidup ini. Ingat dalam berbagai hal. Untuk itu, kalau ingat maka cerdiklah, sidiklah, pidiklah dan selidiklah agar tidak lalai. Orang yang lalai merupakan orang yang rugi. Orang yang tidak ingat akan selalu diintai melapetaka. Lalai dalam bekerja akan mengakibatkan hasil pekerjaan tidak sempurna. Lalai dalam ibadah akan mengakibatkan ibadah akan sia-sia. Lalai akan janji berakibat menjadi munafik yang tempatnya bakal di kerak neraka jahanam. Lalai kepada perintah Allah Swt dan rasul-Nya akan mengakibatkan hidup sengsara dunia dan akhirat.

Ingatlah diri yang fana kepada Diri Yangkekal.

Iza ‘amilta anna al-syaithana la yaghfulu ‘anka fala taghful anta ‘amman nanshiyatuka biyadih: Jika engkau mengetahui bahwa setan tak pernah lupa kepadamu, jangan engkau lalai terhadap zat yang menggenggam nasibmu. (Ibnu ‘Athaillah al-Iskandari)

Tenas Effendy berpesan dalam Tunjuk Ajar Melayu: Ingat hidup menempuh mati/ ingat timbangan yang menanti/ ingat akhirat tempat berhenti/ ingat azab siksa Ilahi/ ingat sunnah warisan nabi.

Ingat hidup mencari bekal/ ingat dunia tiada kekal/ ingat bekerja membuat amal/ ingat makan pada yang halal/ ingat neraka azabnya kekal/ ingat surga timbalan amal.

Wallahu a’lam. ***

Baca : Fabel Riau

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *