Mimpi Suhardiman Amby, Kuansing Miliki 1 Dokter, 1 Desa Menuju Kuansing Hebat

mimpi bupati kuansing suhrdiman amby
Plt Bupati Kuansing Suhardiman ambi menyerahkan cindera mata ke Ketua PWI RIau Zulmansyah Sekedang (denni risman)

LAMANRIAU.COM, KUANSING – Mimpi saya, Kuansing (Kabupaten Kuantan Singingi) suatu saat nanti memiliki 1 dokter untuk 1 desa.

Demikian diucapkan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kuansing Suhardiman Amby, dihadapan wartawan usai peluncuran aplikasi kuansing, Aku Sigap di Pendopo Bupati Kuansing, Senin, 3 Oktober 2022.

Untuk meujudkan mimpi itu, dia mulai menganggarkan biaya bea siswa untuk anak-anak Kuansing kuliah di Fakultas Kedokteran.

“Untuk tahun ini, baru di Universitas Riau. Tapi tahun depan, kita akan kirim anak-anak Kuansing kuliah di Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan Universitas Indonesia,” kata Suhardiman.

Pilihannya menyekolahkan anak-anak Kuansing kuliah di UGM, bukan karena Fakultas Kedokteran Unri kurang berbobot. Tapi yang dia kejar ke UGM itu adalah karena UGM telah menjalin kerjasama dengan universitas di luar negeri.

“Jadi anak-anak Kuansing, tamat S1 di UGM, S2-nya bisa di Harvard, bisa di Amerika, Kanada, atau China,” urainya.

Kenapa mantan legislator dua periode DPRD Riau itu ‘ngotot’ menyekolahkan anak-anak Kuansing ke Jawa dan luar negeri? Apakah ini hanya untuk gagah-gagahan atau pencitraan?

Ini semua dilakukannya untuk mngejar mimpi berikutnya menjadikan Kuansing sebagai barometer dunia kesehatan di Riau dan di Indonesia.

“Kita tahu, di Riau ini banyak memiliki rumah sakit. Tapi orang-orang masih juga berobat ke Malaka, Malaysia dan Singapura. Ada apa? Tentu ada yang salah. Pada waktunya nanti orang pergi ke Kuansing, bukan ke Malaka atau Singapura, tentu syaratnya harus ada dokter yang berbeda dengan Indonesia punya,,” tuturnya.

Puskesmas jadi BLUD

Road map, Kuansing menjadi barometer dunia kesehatan pun mulai dibangun dan dikerjakan. Mengirim anak-anak Kuansing kuliah kedokteran dengan biaya pemerintah. Membangun dan memperbaiki infra struktur sarana kesehatan, menjadikan puskesmas sebagai Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) dengan meningkatkan statusnya sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

mimpi bupati kuansing suhardiman amby
Pelayanan prima di setiap Puskesmas menjadi kata wajib saat Puskesmas jadi BLUD (denni risman)

Puskesmas harus berbentuk BLUD, sesuai kebijakan pemerintah pusat bahwa BPJS akan melakukan transfer dana ke puskesmas yang dapat diakui sebagai pendapatan puskesmas yang sering di sebut dana kapitasi BPJS.

Peningkatan status Puskesmas sebagai BLUD ini sebuah langkah maju yang di apresiasi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin.

Pasalnya, seluruh Puskesmas di Kuansing, 25 Puskesmas dijadikan BLUD. Bukan satu dua Puskesmas.

Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Kuansing Jafrinaldi, awalnya hanya 5 Puskesmas yang dijadikan BLUD.

“Tapi setelah saya tanya ke seluruh Kapus (Kepala Puskesmas) apakah mereka siap Puskesmas jadi BLUD? Mereka menjawab siap, maka saya putuskan semua Puskesmas Kuansing jadi BLUD,” ungkap Jafrinaldi.

Apa beda Puskesmas biasa dengan Puskesmas BLUD?

“Banyak sekali perbedaannya,” kata Elis Kurniawati, Kepala Puskesmas Sungai Buluh.

Sebelum jadi BLUD, kepala Puskesmas selalu dipusingkan dengan pembelian barang yang dibutuhkan. Mereka harus mengajukan anggaran terlebih dahulu ke Pemkab. Menunggu lama.

“Misalnya, kami mau beli obat yang sangat dibutuhkan karena stok sudah menipis. Tapi kami harus menunggu lama permohonan itu dikabulkan. Dengan BLUD, kami menjadi penanggungjawab penggunaan anggaran. Apa yang kami perlukan, kami bisa beli langsung,” ucap Elis yang puskesmasnya berada jauh dari ibu kota Kabupaten Singingi.

Selain itu, dengan BLUD, Puskesmas bakal melayani masyarakat 24 jam.

Itulah salah satu sasaran Plt Bupati Kuansing dalam mengejar target pencapaian Universal Healt Coverge (UHC) atau Jaminan Kesehatan Semesta.

“Jika puskesmas sudah buka 24 jam, maka tidak ada lagi masyarakat Kuansing yang tidak terlayani kesehatan. Dengan sendirinya target kita menuju pencapaian UHC 95 persen bisa digesa,” tutur Suhardiman Amby.

Saat ini UHC Kuansing baru sekitar 80,79 persen. Menurut catatan untuk mencapai 95 persen, masih kurang 45 ribu jiwa lagi masyarakat Kuansing yang harus bisa dilayani.

“Insya Allah, sebelum masa jabatan kami berakhir tahun 2024, target itu sudah tercapai. Anggaran sudah disiapkan,” ucapnya meyakinkan.

“Insya allah Kuansing yang pertama pelayanan prima, pelayanan asemesta itu. Kita akan mulai dan berangkatkan (jaminan kesehatan semesta Riau) dari Kuansing,” tegasnya.

Aku Sigap

Langkah lain untuk meujudkan mimpi itu adalah membuat aplikasi digital kesehatan. Bersamaan dengan peluncuran BLUD Puskesmas Kuansing, juga diluncurkan Aplikasi Kuansing Santun, Inovatif, Siaga dan Prima (Aku-Sigap).

mimpi bupati kuansing suhrdiman amby
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kuansing Jafrinaldi (denni risman)

Menurut Jafrinaldi, aplikasi kesehatan itu dibuat oleh anak Kuansing dalam meujudkan visi misi Bupati, Kuansing Bermarwah.

Dengan aplikasi ini bisa memperpendek rentang pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta meminimalisir persoalan terkait pelayanan kesehatan.

Istilah Kadis Kesehatan Riau, jika sebelum ada aplikasi pembuatan status medis masyarakat secara manual, dan itu bisa lima kali membuatnya karena hilang, tapi dengan Aku-Sigap cukup sekali saja.

“Aku Sigap ini persoalan kesehatan di Kabupaten Kuansing sudah ter-cluster dari sekarang. Masyarakat Kuansing pun, dengan aplikasi ini sudah bisa berobat di mana saja, di Jawa atau pun Papua,” kata Plt Bupati.

Dukungan Kepala Puskesmas

Mimpi-mimpi Plt Bupati dan langkah-langkah kebijakan yang diambil Suhardiman Amby dapat dukungan penuh Kepala Puskesmas.

“Jika Plt Bupati punya perhatian penuh ke dunia kesehatan, tentu kami yang di bawah lebih semangat lagi,” kata Elis Kurniawati, Kepala Puskesmas Sungai Buluh.

Puskesmas Sungai Buluh yang berada di daerah transmigrasi ini, selama ini selalu kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan. Setelah jadi BLUD, mereka bisa berkreasi menghidupkan dan memajukan puskesmas.

Kepala Puskesmas di Kuansing ini juga menyambut baik rencana Plt Bupati menyediakan bea siswa untuk anak-anak Kuansing kuliah di Fakultas Kedokteran dalam meujudkan program 1 dokter, 1 desa.

Rata-rata dokter yang bertugas di Puskesmas Kuansing banyak yang berasal dari luar Kuansing. Ketika masa dinasnya selesai, mereka pindah ke luar Kuansing.

Dengan mengirimkan anak-anak Kuansing kuliah di Fakultas Kedokteran lalu mengabdi di kampong halaman masing-masing, maka tidak ada lagi terjadi kekosongan dokter di Puskesmas Kuansing.

“Kami menyambut gembira program 1 dokter 1 desa pak Bupati ini,” kata Wini Sagita, Kepala Puskesmas Gunung Toar.

mimpi bupati kuansing suhrdiman amby
Kepala Puskesms Gunung Toar, Wini Sagita (denni risman)

Menurut Wini, animo anak-anak Kuansing kuliah di Fakultas Kedokteran tinggi, hanya mereka terbentur dana. Adanya beasiswa dari Pemkab Kuansing tentu akan menambah semangat mereka lagi.

“Yang paling penting, karena ini program Bupati, mereka yang sudah lulus jadi dokter tidak ragu lagi untuk bekerja jadi PNS, karena sudah ada jaminan kontrak kerja,” imbuh Wini.

Selama ini kesulitan anak Kuansing yang sudah tamat di Fakultas Kedokteran adalah gagal bersaing saat tes CPNS dengan lulusan luar.

“Tapi sekarang, tentu itu tidak terjadi lagi, karena ini program Bupati,” ucap Wini.

Senada dengan Wini, Elis, Kepala Puskesmas Sungai Buluh juga menyebutkan sekarang ini sudah banyak anak-anak trans Sungai Buluh yang kuliah di Fakultas Kedokteran.

“Dengan kebijakan Bupati untuk menyediakaan beasiswa kuliah di Fakultas Kedokteran, apalagi sampai ke spesialis, tentu ini luar biasa. Bisa jadi nanti di Kuansing bakal banyak doktes-dokter spesialis dari anak Kuansing,” ucap Elis.

Apresiasi Dinas Kesehatan Riau

mimpi bupati suhardiman ambi, 1 dokter 1 desa
Plt Bupati Kuasing menyerahkan cindera mata ke Kepala Dinas Kesehatan Riau Zainal Arifin (denni Risman)

Apa yang dilakukan Plt Bupati Kuansing ini di apresiasi oleh Kadis Kesehatan Riau. Apalagi, Suhardiman menargetkan Jaminan Kesehatan Semesta di KUansing 95 persen.

“Semua program bupati yang kami lihat sudah sejalan dengan apa yang kita pikirkan di provinsi Riau. Per 1 januari 2022, jaminan kesehatan semesta hanya 79 persen, sementara angka nasional sudah 86 persen, jauh tertinggal kita dari nasional,” ujar Zainal Arifin.

“Kami melihat apa yang dilakukan Bupati Kuansing untuk kemajuan dunia kesehatan adalah hal yang luar biasa, kami apresiasi,” ucap Kadis Kesehatan Riau.

Sangat wajar kalau Kadis Kesehatan Riau bicara itu. Pasalnya, dia telah melihat road map meujudkan mimpi Plt Bupati. Dia juga menyaksikan, konsep dan ide itu terlaksana satu per satu. Membuat aplikasi digital kesehatan, menjadikan puskesmas sebagai BLUD, menyiapkan anggaran mengejar kekurangan UHC.

Sebagai tanda terima kasihnya, Dinkes Riau menjanjikan akan mengirim bantuan alat cuci darah dan cityscan ke Kuansing.

“Dengan alat ini, Bupati mengatakan kepada saya, jika ada masyarakat yang ingin cuci darah, tapi tidak bisa datang ke rumah sakit, maka alat cuci darah itu yang datang ke rumah orang tersebut. Itu suatu peningkatan mutu yang luar biasa,” imbuhnya.

Zainal pun yakin, visi misi Bupati Kuansing, Kuansing hebat, ekonomi kuat bisa terujud secepatnya.

Editor: Denni Risman, Penulis: Denni Risman

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews