Puisi-puisi Karya Syafiq Rahman

Ilustrasi

Cukup Aku Saja Yang Mencintaimu

Engkau adalah buku-buku
Yang kubaca sebelum menjelang kesepian.
Larut memahami ceritamu
Serupa karang laut yang tabah bentuknya
Menolak kehancuran.
Sedang kepiluan yang kau tawarkan
Kukubur dalam tanah
Biarkan suatu waktu ia meledak
Menjadi pasir yang tak bisa dihitung berapa jumlahnya.

Cukup aku saja yang mencintaimu
Dan kubaca sampai halaman terakhir
Setelah itu akan kuceritakan pada ibu
Kita adalah kisah yang dirancang Tuhan
Aku dan kau sebagai aktornya.

Jogja, Juli 2023

Setelah Aku Mencintaimu

1
Setelah aku mencintaimu
Suntuk rasanya hidup dalam pertengkaran hebat
Yang kau tuliskan pada ingatannya
Memperjuangkan kaki, tangan, dan mata
Menatap berbagai kemungkinan bertahun-tahun.
Mendengarkan suaramu yang cerewet
Menceritakan masa lampaumu
Yang justru dada ia menjadi kacau.

2
Terhadap cinta aku hanya bisa mengangguk
Tertawa dan diam-diam memendam rahasia
Di dekatmu kepenyairannya merasuk
Membuka kancing perih pelan-pelan.

3
Hari ini kau belum tahu
Nasib kepulangan yang telah direncanakan
Untuk merdeka dari kesepian bunyi-bunyi
Dari suaramu yang terbuat dari kaca-kaca pecah
Lalu dalam kamar aku menatap nanar lampu
Dengan dengung sia-sia.

4
Tak ada keberanian aku ucapkan
“Aku mencintaimu”
Pun tak ada kalimat-kalimat romantis
Meski kerap tangan dan lenganmu
Tempat aku sentuh sebelum kepulangan.

5
Suatu hari lagi
Cinta ia perjuangkan
Meski akan tumbang oleh ledakan.

Jogja, Juli 2023

Kesedihan Teramat Pedih di Ingatan

Akhirnya aku menemukan rahasia pahit
Ketika gadis manis itu berpaling dari tangkapan kamera
Menutup wajahnya dan menunduk menatap layar
Whatsap yang tak ada pesan masuk.

Terpaksa aku menghindar dengan gemetar
Meninggalkan bangku-bangku kosong
Pulang dengan kedap suara angin riuh
Dan gigilku yang terbentuk dari sinisnya.

Barangkali, kesedihan teramat pedih di ingatan
Foto-foto itu kupandangi membayangkan cintaku
Yang jatuh ke dalam neraka
Tanpa dosa, tapi terpaksa tersiksa
Api itu membakar seluruhnya
Menjadi abu-abu yang kau injak
Dan aku tersesak-sesak.

Jogja, Juli 2023

Hari Ini Kau Peluk Kerinduanku

Hari ini aku melihatmu
Seperti angin lembut
Yang perlahan masuk memeluk kerinduanku.

Suaramu kembali membuat jalan di ingatanku
Memahami seorang yang dicintainya
Lebih penting dari diri sendiri.

Meski terlihat jauh dari pandang
Kerinduanku kerap menjatuhkan diri
Di dekat denyut dadamu cintaku bekerja.

Hari ini kau peluk erat kerinduanku
Meski dengan sajam tatap matamu yang tajam
Aku tetap bertahan hidup
Dengan mengingat pelukan-pelukanmu.

Jogja, Juli 2023

Gara-Gara Perempuan Itu

1
Kepalaku adalah tempat ia keliling kota
Lalu mengajak ingatanku merekam jejak peristiwa.

2
Kepalaku adalah tempat ia berjalan kemana-mana
Tanpa arah, tanpa hari libur
Aku ingin istirahat melepas cemas.

3
Kepalaku ada tempat ia pulang
Sehabis kencan berpacaran
Lalu aku merutuki mimpi-mimpi buruk.

Jogja, Juli 2023

————————-
Syafiq Rahman, lahir di Sumenep 22 Agustus 2002, adalah mahasiswa UIN Yogyakarta Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI). Bergiat menulis di Majelis Sastra Mata Pena (MSMP). Puisi-puisinya disiarkan di Koran Tempo dan berbagai media online. *

Baca: Puisi-puisi Karya Vito Prasetyo

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews