Polisi Pekanbaru Tangkap Pelaku Hipnotis dan Penipuan yang Beroperasi di Berbagai Provinsi

Polisi Pekanbaru Tangkap Pelaku Hipnotis dan Penipuan yang Beroperasi di Berbagai Provinsi

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Tiga pelaku hipnotis berinisial A, MM, dan AJ, yang aktif di berbagai provinsi di Indonesia, telah berhasil ditangkap oleh Satreskrim Polresta Pekanbaru pada Kamis, tanggal 26 Oktober. Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Henky Poerwanto, menjelaskan dalam pengungkapan kasus tersebut pada hari Senin bahwa para pelaku berhasil merampas uang korban hingga mencapai jumlah puluhan juta rupiah.

Para pelaku berhasil menguras total uang senilai Rp61 juta dan Rp33 juta dari dua korbannya di dua lokasi berbeda di Pekanbaru. Bahkan, salah satu korban di Padang mengalami kerugian sebesar Rp1 miliar akibat aksi para pelaku tersebut.

“Modus yang digunakan adalah dengan menggoda korban untuk menukarkan uang yang mereka miliki ke mata uang asing dengan penawaran nilai tukar yang lebih menguntungkan,” jelas Henky.

Korban yang terjebak dalam tipuan tersebut meyakini penawaran tersebut dan kemudian mengambil uang mereka dari bank dan membawanya ke dalam mobil pelaku. Di dalam mobil, transaksi pertukaran uang pun berlangsung.

Namun, korban diminta untuk tidak segera membuka amplop yang berisi uang tersebut. Setelah keluar dari mobil dan melakukan pemeriksaan, baru lah korban menyadari bahwa isi amplop tersebut ternyata berupa uang palsu.

Pelaku tidak hanya beroperasi di Pekanbaru, tetapi juga di provinsi-provinsi lain seperti Sumatera Barat, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali,” tambahnya.

Dalam konteks yang sama, Kasatreskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bery Juana Putra, menjelaskan bahwa MM, seorang wanita, adalah otak di balik kejahatan ini.

“MM bertanggung jawab atas membujuk korbannya yang merupakan perempuan. Sementara dua pelaku lainnya berperan sebagai sopir dan berpura-pura sebagai petugas bank.

Berdasarkan pengakuan para tersangka, uang palsu tersebut mereka peroleh melalui pemesanan online di salah satu platform e-commerce.”

Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyatakan bahwa volatilitas rupiah lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor global. Hal ini menciptakan tekanan pada portofolio valas.

“Volatilitas terutama disebabkan oleh kekhawatiran terhadap peningkatan suku bunga AS yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Selain itu, masalah geopolitik di Timur Tengah juga turut mempengaruhi situasi,” ujarnya.***

Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews