Muslim Paripurna

Muslim Paripurna

MANUSIA punya kecendrungan untuk hidup sejahtera. Apa pun yang dilakukannya dalam kehidupan demi mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling paripurna sebagai kreasi Ilahi. Tuhan amat sayang kepada makluk kreasi-Nya tersebut sehingga kehadiran makhluk paripurna itu diberikan guidebook (buku panduan) oleh-Nya, berupa Kitab Suci. Di dalam buku panduan tersebut diperoleh berbagai informasi tentang tata cara meraih kesejahteraan dan kebahagiaan tersebut. Begitulah sayang dan kasihnya Tuhan kepada manusia.

“Wahai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam silm (Islam) secara sempurna, dan jangan ikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu musuhmu yang paling nyata.” (Q.S: 2:208)

Ada dua pesan besar dalam ayat itu. Pertama jadilah muslim yang sempurna; kedua jangan ikuti sepak terjang setan.

Silm (Islam) minimal tercakup dalam empat aspek, yaitu akidah, ibadah, mu’amalah dan akhlak. Keempat aspek itu mesti dipraktekkan dalam kehidupan oleh seorang manusia jika ingin menjadi muslim yang kaffah, muslim yang sempurna atau muslim paripurna atau muslim yang sejahtera dan bahagia duniawi dan ukhrawi.

Secara sederhana, akidah merupakan keyakinan yang kokoh kepada sesuatu tanpa ada keraguan. Termasuk keyakinan yang kokoh dan kuat tentang eksistensi Allah Swt sebagai Tuhan, dan Nabi Muhammad Saw sebagai rasul serta nabi dan rasul lainnya, termasuk keyakinan yang mantap kepada para malaikat, kitab-kitab Allah, ketentuan yang berlaku, baik yang dipandang baik maupun buruk, serta keyakinan yang kuat dan pasti tentang adanya hari akhir (rukun iman).

Keyakinan yang kokoh dan mantap itu diaplikasikan dalam bentuk ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah mahdhah serta ghairu mahdhah lainnya. Selain itu juga bermu’amalah atau bergaul di tengah manusia dengan pergaulan yang islami, termasuk ketika berbisnis, baik seakidah maupun tidak.

Akidah, ibadah dan mua’malah itu dibalut oleh akhlak, yaitu prilaku terpuji sesuai dengan tuntunan Ilahi dan sunah nabi.

Menjadi muslim kafah atau muslim yang paripurna itu juga mesti waspada dan tak tergoda mengikuti jejak langkah atau sepak terjang setan.

Apa itu setan?

Menurut seorang pakar bahasa Arab, Al Jauhari bahwa setan dari segi makna kata adalah semua yang membangkang apakah manusia, jin maupun binatang. Sementara menurut Syekh Mutawalli Sya’rawi, bahwa setan itu dari jenis jin dan manusia, di mana dihimpun dalam dua sifat yang sama, yaitu menyebarluaskan kedurhakaan dan pengrusakan di bumi. Mereka membendung kebenaran dan mengajak kepada kekufuran.

Di antara jejak langkah atau sepak terjang setan yang mesti diwaspadai oleh manusia adalah suka menghasut (tashwif), suka meremehkan atau angkuh (tahwin), suka mengajak orang lain ke jalan yang sesat atau yang tidak benar; dan suka menipu (talbis).

Sebagai orang Melayu, prilaku-prilaku setan tersebut mesti dijauhi, di antaranya dapat dilihat dalam pantun tentang larangan tahwin (bertingkah sombong): jangan suka menetak rebung/ rebung itu banyak buluhnya/ jangan suka berlagak sombong/ sombong itu banyak musuhnya.

Orang Melayu juga berpesan agar jangan menebar fitnah dan permusuhan. Jangan suka meratah kerang/ kerang di panci menelan cuka/ jangan suka memfitnah orang/ orang benci Tuhan pun murka.

Biarlah orang bertanam buluh/ awak bertanam padi juga/ biarlah orang bertanam musuh/ awak bertanam budi juga.

Agar menjadi manusia yang selamat secara paripurna adalah pertama dengan cara memeluk Islam secara sempurna, dengan menyempurnakan dan meluruskan akidah, ibadah, mu’amalah dan akhlak (prilaku terpuji); kedua, mewaspadai dan menjauhi prilaku setan, seperti tashwif, tahwin, talbis dan lain sebagainya.

Wallahu a’lam. ***

Baca: Membaca Terapi Kamar Mandi, Membaca Tentang Penuh Segala… (4)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews