Tokoh  

Lama Berbisnis, Marwan Yohanis Bukan Politisi Dadakan

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Awal kariernya di dunia politik dimulai ketika bergabung sebagai pengurus Partai Golkar Kabupaten Indragiri Hulu. Masa itu Marwan Yohanis sibuk merintis bisnis lembaga pendidikan komputer, sehingga belum berkeinginan menjadi wakil rakyat.

“Berkarier di bidang politik baru serius dilaksanakan ketika rumah sudah punya sendiri, ekonomi mulai mapan, saat itu saya mencalonkan diri dan Alhamdulilkah terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Kuantan Singingi periode 2004-2009,” kata Marwan Yohanis berbagi pengalaman usai dilantik sebagai anggota DPRD Riau kedua kalinya, Jumat (6/9).

Karier politiknya makin diperhitungkan setelah mendapat tugas menggantikan H Sukarmis sebagai Ketua DPRD Kuansing karena maju sebagai Bupati sisa jabatan 2006-2009.

“Lalu pada Pemilu 2014, saya maju dari Partai Gerindra dan terpilih sebagai anggota DPRD Riau. Kemudian partai mempercayakan saya menjadi Ketua DPD Gerindra Provinsi Riau sampai berakhir sekitar 2017 lalu,” lanjut Marwan.

Dipercayakan kembali menjadi wakil rakyat mewakili daerah pemilihan Inhu-Kuansing, bagi Marwan adalah beban tersendiri yang harus dia pikul. Kesejahteraan masyarakat menjadi modal utama program yang harus dibangun.

“Dalam hidup itu ada tiga hal yang tentu harus dimiliki masyarakat kita, yakni sehat, bahagia dan punya uang. Kalau sehat tidak punya tidak ada arti hidup, begitu juga kalau punya duit tapi tiap hari harus cuci darah juga tidak imbang,” terangnya.

Karena itu, kunci utama hidup sehat, bahagia dan punya uang tidak lepas kaitanya dengan pendidikan serta membangun lahan pertanian. Marwan bertekad kedepan dia akan berjuang agar ada pemerataan pendidikan demi terciptanya masyarakat sejahtera.

Menurutnya, dua sektor ini merupakan tumpuan utama masyarakat Riau, khususnya daerah pemilihannya di Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu.

“Saya basisnya di pendidikan dan pertanian. Kedua sektor ini sangat penting dalam menunjang perekonomian masyarakat kita,” kata Marwan.

Selama ini, dia mengaku fokus dalam sektor ini terutama penganggaran bibit dan ternak sapi yang sudah pernah dilakukan di APBD, dan ke depannya akan lebih kita tingkatkan lagi.

Peningkatan dua sektor ini sangat diperlukan, sebab, kedepannya, tantangam ekonomi Riau akan semakin meningkat.

“Tantangan ekonomi ini ditandai dengan semakin menurunnya jumlah APBD kita. Dari Rp14 triliun menjadi sekitar Rp9 triliun saja. Apalagi nanti ada wacana pemindahan ibukota, tentu hal ini berpengaruh juga dengan situasi di daerah,” pungkas dia. (rul)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *