LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT Jamkrida Riau dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se-Provinsi Riau diharapkan merupakan akses dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi lebih mudah.
Hal itu dikatakan oleh Direktur Jamkrida Riau, Afrizal Berri usai acara penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT Jamkrida Riau dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se-Provinsi Riau di Pekanbaru.
Afrizal menyatakan, dalam kerjasama ini untuk jaminan mitra mereka apabila terjadi gangguan dalam hal pembayaran angsuran, maka Jamkrida akan mendahulukan pembayarannya.
“Kita akan mendahulukan pembayarannya sehingga kredit bermasalah di BPR itu bisa makin kecil. Kerja sama ini adanya, seperti asuransi. Jadi, itulah yang akan dibayar oleh BPR dari pendapatan bunga yang mereka terima dari debitur mereka,” ucapnya.
Selain itu, ia juga mengatakan kerjasama ini banyak menguntungkan kepada UMKM yang selama ini dianggap susah mengakses pinjaman.
“Karena tidak punya jaminan atau mungkin karena hal-hal yang bersifat normatif dan BPR nanti jadi ragu memberikan pinjaman. Dengan adanya Jamkrida kita harapkan akses dari UMKM menjadi lebih mudah karena adanya resiko yang kita tanggung dari ketidakmampuan mereka dalam membayar pinjaman,” lanjut Afrizal.
“BPR menganalisa bahwa debitur ini cukup potensial untuk dikembangkan, namun memiliki jaminan yang kurang, makanya kita bekerja sama untuk mengantisipasi hal itu,” jelasnya.
Jamkrida juga menargetkan di tahun 2020, untuk pinjaman disediakan anggaran Rp2 triliun yang nanti akan disebarkan.
“Dari kerjasama yang ada ini, baik dengan Bank Riau Kepri selama ini kita bekerja sama dengan melihat potensi yang besar dan kemampuan kita yang masih ada ruang untuk menjamin itu. Makanya kita kembangkan ke BPR se-Riau,” tandasnya. (PB)