Senget, Miring, Setengah, Senewen

Kecerdasan gila-gilaan, ‘di atas’
kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosi

HENDAK dikatakan gila betul tidak betul-betul gila. Hendak disebut waras tidak normal pula. Dulu yang begini disebut : orang ‘senget’ (singit/sinting). Otaknya sudah miring. Akalnya tinggal setengah. Inilah yang dimaksud orang yang ‘setengah gila’. Istilah umumnya senewen.

Kalau orang gila betul, full gilanya, itu tidak bisa diatur-atur. Malah tak bisa ditegur-tegur. Bila bercakap senantiasa ngawur ngelantur. Bila berbuat perbuatannya tidak ada yang betul. Pakaiannya pun tak jarang kotor. Jangan coba-coba mengatur atau menegur, kena gempur. Minimal kena sembur.

Kalau orang miring alias senewen masih bisa diajak komunikasi. Masih bisa diatur-atur. Masih boleh tegur-menegur. Malah masih sangat boleh diajak berbual bercerita ke sana kemari dengan bermacam gaya tutur. Tetapi, ya – namanya orang setengah – selalu saja ngawur ngelantur.

Tingkat senget yang paling rendah ini sering senyum-senyum atau ketawa-ketawa sendiri. Ada juga yang menari-nari sendiri. Lalu orang miring tingkat menengah sudah mulai gampang disuruh-suruh. Bila disuruh melakukan sesuatu jarang pula pandai pilih-pilah. Jarang sekali pandai menolak. Disuruh menyanyi, dia menyanyi. Disuruh berjoget, dia berjoget, disuruh mencolek, dia pun mencolek.

Bagi yang tingkat ‘kesengetannya’ lebih ‘golek’ bisa disuruh berbuat lebih dari itu. Disuruh melolong, dia menolong. Disuruh melompat, dia melompat. Disuruh nungging pun dia nungging. Disuruh telempeleng, dia pun menelempeng. Lebih-lebih bila diberi hadiah kesukaannya. Biasanya tak lebih dari makanan dan rokok.

Selain setengah gila dengan istilah senget, miring, setengah senewen dan orang gila full itu, masih ada satu ‘cabang gila’ lagi, yaitu orang gila-gilaan. Inilah makhluk yang paling menakjubkan. Di dalamnya termasuk orang gila pangkat, gila kedudukan, gila melimpahkan harta, gila wanita, gila puji puja, dan macam-macam lagi.

Orang gila-gilaan ini tidak miring atau gila sebetul gila tetapi tabiatnya serta dampak yang dibuatnya jauh lebih dahsyat dari orang model gila mana pun.

Dan, yang paling dahsyat dari tabiat orang ‘gila-gilaan’ ini ada yang piawai memanfaatkan ‘potensi’ orang senget alias miring ini untuk menipu si rambang mata dan si rabun hati.
Misalnya dia berpakaian ‘tidak sepadan’ dengan rupanya. Dia bercakap ‘tidak sesuai’ dengan kecakapannya. Dia berbuat ‘tidak selaras’ dengan posisinya. Pokoknya serba tidak serasi. Tetapi bisa membuat ramai si rambang mata dan rabun hati terpukau.

Kecerdasan gila-gilaan lagi istimewa sekarang. Ini sebuah kecerdasan lain lagi di samping [malah jauh di atas] ‘kecerdasan intelektual’ dan ‘kecerdasan emosi’.

‘Kecergasan gila-gilaan’ ini sebuah kecerasan digdaya, kecerdasan megasuperior. Bila kecerdasan emosi atau kecerdasan berakal sudah lumpuh menghadapi sesuatu masalah dengan akal sehat dan hati yang lapang, malah orang dengan ‘kecerdasan’ (?) gila-gilaan bisa ‘memanag’ orang-orang miring alias senewen. Menyutradarai mereka. Menggerakkan potensi dan memberdayakan mereka semaksimal mungkin.

Orang yang punya ‘kecerdasan gila-gilaan’ ini paham betul, susah sekali melawan kecerdasan yang arif lagi bijaksana dengan ‘kecerdasan’ yang ada di gudang mereka. Untuk menghadapinya mereka harus adopsi itu jurus pendekar mabuk. Yang sudah miring-senget-setengah-senewen langsung bisa disuruh ‘action’.

Mereka yang masih normal ‘dimabukkan dulu’ dengan bermacam umpan makanan, tayangan, model-model pasion yang menggoda sampai Narkoba. Pokoknya dengan segala cara. Sampai rusak seluruh keluarga demi keluarga.

Mereka terus tetap percaya dengan jurus pendekar mabuk ini walaupun sudah ada pendekar mabuk yang tersungkur di pantai reklamasi. Mereka masih tetap percaya siasat muslihat kecerdasan gila-gilaan dengan memanfaatkan semua peluang sakit jiwa walaupun negeri lebur binasa.

Oleh karena ternyata khalayak orang sakit jiwa bisa dipotensikan semaksimal mungkin maka wajar sajalah bila mereka diberi suara.*

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *