Puisi : Salvatore Quasimodo – Penyair Italia

puisi salvatore quasimodo

Laude

29 April 1945

Putra
—Dan mengapa, Ibu, kauludahi jasad
dengan kepala terbalik, kaki diikat
di tiang? Dan tidakkah kau jijik pada orang-orang lain
yang bergantung di sampingnya? Ah, perempuan itu,
stoking Cancan yang mengerikan
dan tenggorokan dan mulut bunga-bunga yang terinjak!
Tidak, Ibu, berhentilah: berserulah kepada orang-orang
untuk pergi. Itu bukan ratapan, itu seringai,
itu sukacita: langau telah menyerang
simpul-simpul pembuluh darah. Telah kautembakkan
ke wajah itu, sekarang: Ibu, Ibu, Ibu!

Ibu
—Selalu kami ludahi jasad-jasad,
Nak: tergantung di kisi-kisi jendela,
di tiang kapal, dibakar
demi salib, dicabik-cabik anjing-anjing
demi sedikit rumput di batas wilayah kuasa.
Dan jadilah sunyi atau riuh,
mata ganti mata, gigi ganti gigi,
setelah dua ribu tahun ekaristi,
hati kami ingin membuka
hati lain yang telah membuka hatimu,
Nak. Mereka telah lubangi matamu, remukkan
tanganmu, demi sebuah nama untuk dikhianati.
Tunjukkan aku matamu, sini kasih aku tanganmu:
kau wafat, Nak! Karena wafat,
kau dapat mengampuni: Nak, Nak, Nak!

Putra
—Gerah menjijikkan ini, asap
puing ini, lalat-lalat gemuk hijau
berkumpul di kait: murka dan darah
mengalir sepantasnya. Bukan untukmu
dan bukan untukku, Ibu: mata dan tanganku, lagi,
besok akan mereka tusuk. Selama berabad-abad
rahmat adalah raungan si terbunuh.

***

Obo Tenggelam

Derita kejam, tunda pemberianmu
di waktuku ini
pengabaian-pengabaian yang rindu.

Obo dingin mengeja kembali
sukacita daun-daun abadi,
bukan milikku, dan kehilangan ingatan;

dalamku malam jatuh:
air lenyap
di tangan berumputku.

Sayap-sayap berayun, di langit muram,
sekejap: hati berpindah
dan aku tak tergarap,

dan hari-hari, puing.

***

Benih

Pohon-pohon bayang-bayang,
pulau-pulau karam di akuarium-akuarium besar,
malam lemah,
di bumi yang lahir:

Suara daun-daun
dari awan yang terbuka
di hatiku;
Tiada hal yang mati,
yang tak hidup di dalamku.

Kau melihatku: aku tercipta begitu ringan,
demikianlah dalam segala hal
yang kujalani bersama langit;

bahwa ketika Kau berkenan
Kau melemparku dalam benih
telah lelah karena berat yang rebah.

***

Salvatore Quasimodo, Ia adalah penyair Italia serba bisa, pelopor gerakan hermetisme, dan penerjemah. Ia meraih Nobel Sastra 1959. Hermetisme (ermetismo) adalah pernyataan sikap sekelompok penyair Italia abad kedua puluh, antara lain Salvatore Quasimodo, Mario Luzi dan Alfonso Gatto, yang mengambil gerakan dekadentisme Prancis yang digerakkan Mallarmé, Rimbaud, Verlaine dan Paul Valéry sebagai modelnya. Hermetisme diambil dari nama Hermes ho Trismegistos (dalam bahasa Latin dikenal sebagai Mercurius ter Maximus, dalam bahasa Italia Ermete Trismegisto), tokoh legenda dari zaman pra-klasik yang dianggap sebagai penulis Corpus Hermeticum. Terjemahan Italia puisi-puisi Sappho adalah karya terjemahannya yang paling terkenal. Puisi-puisi di atas diterjemahkan Mario F. Lawi dari bahasa Italia, sebagian besar berasal dari buku Òboe sommerso (terbit pertama kali 1932), buku kedua yang memuat puisi-puisi hermetiknya. Naskah dikutip dari BACAPETRA.CO (24/12/2019).

Baca : Puisi Karya Nik Mansour Nik Halim – Darah Dari Hutan

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *