Gurindam Berdaulat

Hang Tuah

Apa tanda negara berdaulat?
Genggam laut udara dan darat
Kuasa lain haram mengembat

Bila penguasa teguh amanat
Rakyat damai hidup selamat
Negeri makmur penuh rahmat

Bila berkhianat kepada rakyat
Tiap langkah selalu tersanggat
Di tengah jalan menunggu tamat

LIBYA

Khaddafi ~ presiden nyentrik  ~ itu memang diktator. Semua urusan negaranya dia yang mengatur. Tiada negeri asing boleh ikut campur. Tetapi pada zamannya pula hidup rakyatnya paling makmur.

Zaman Khaddafi kebebasan berpolitik memang terkunci. Demokrasi produk barat tak dapat angin. Apatah yang cenderung jadi democrazy. Tetapi kesejahteraan ekonomi rakyatnya dia jamin.

Mau kawin?
Kawinlah asal menikah

     Yang janda lepaskan dulu idah

Hendak beranak?
Beranaklah asal berayah

      Beranak tak berayah anak jadah

Negara yang menjamin. Kecuali yang belum lepas idah dan lahirkan anak jadah. Ketika seorang istri warga Libya melahirkan anak, kompensasi persalinan sudah menunggunya sebagai hadiah. Bukan kecik, Bah. 5 ribu dolar Amerika. Lebih dari Rp70 juta! Ooh! Huwahh!

Kalau kita di sini dijamin juragan, ya? Mau menikah cash bon dulu. Cari kreditan dulu. ‘ ngutang, Lek.

Lantaklah. Asal masih ada yang bisa digadaikan. Asal ada yang mau berikan utang.

[Macam pemodal negara Cina pula, ya? hahaa..]

Anak yang lahir pun terasa macam jadi anak kreditan pula. Dalam tiap tarikan napasnya terasa macam ada saham juragan pula. Kekadang sampai sudah berkumis anak ‘tu utang tak lepas-lepas juga.

Nasib.. nasib.. Hihihi.

Hidup berkeluarga di Libya:

Tak punya bilik?
Ranjang dibelikan

Tak punya tanah?
Rumah dihadiahkan

Hendak sedap macam apa lagi?

Keluarga Libya tidak boleh jadi tunawisma.

“Rumah adalah kebutuhan dasar baik individu maupun keluarga, oleh karena itu tidak boleh dimiliki oleh orang lain.”

Begitu bunyi pasal kebijakan rumah: Khaddafi.

Jika ada rakyat Libya tak mempunyai rumah, pemerintah turun tangan, bantu membangunkan rumah. Minimal rumah yang layak untuk dihuni.

Itu di Libya. Rumah tidak boleh dimiliki orang lain. Di sini? Berpacu-pacu memanjakan orang lain asalkan awak melarat. Memang hebat!

Sakit? Tak boleh sakit …

Semua pelayanan kesihatan sudah tersedia. Harus dimanfaatkan walaupun tak berduit. Bukan saja perawatan dan semua pelayanan medis yang gratis! Khaddafi juga memberikan layanan medis paling maksimal kepada rakyatnya. Malah pernah dilabeli sebagai pelayanan yang terbaik di Afrika dan Timur Tengah.

Di sini? Yang dapat layanan terbaik cuma yang banyak duit. Orang yang ditanggung negara ~ tapi bayar sendiri ~ lewat label BPJS malah sering tidak dipedulikan rumah sakit. Beberapa di antaranya meregang nyawa. Terpaksa kejatuhan ajal karena tidak dipeduli. Hal mudah disulit-sulit.

Soal sekolah? Ke ujung dunia pun boleh

Anak-anak dari keluarga yang kurang mampu di era Khaddafi dibebaskan biaya pendidikan di sekolah-sekolah milik pemerintah. Bagi yang pintar, berprestasi tinggi, rajin menuntut ilmu disekolahkan tinggi-tinggi. Jalur beasiswa banyak sekali.

Khadafi memang amat royal terhadap rakyatnya. Semasa dia berkuasa, 87 persen rakyatnya menyandang gelar sarjana.

Di sini pun sebetulnya bisa kalau sejak awal konsisten menerap pasal 33. Segala sumber kekayaan negara dikelola oleh negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyatnya. Tetapi kita lebih tertarik pengelolaannya diserahkan kepada para cukong. Feeopeti-nya bisa jalan sendiri. Bodo amat bangsa amat rugi.

Sumber daya binasa. Awak merana.
Orang kaya-raya. Awak papa kedana.
Di negeri sendiri hamba. Melarat pula.

Walaupun sangat kaya dengan minyak, Khaddafi tidak ingin rakyatnya hanyak bergantung pada sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui itu.

Lalu gurun pasir pun dia hijaukan. Tanah-tanah kering dia basahkan. Dia buat irigasi terluas, terbesar dan terbaik di dunia dengan sistem terhebat pula di jagat bumi.

Duit dari minyak dia jadikan modal. Padang pasir yang impoten dia potensialkan. Lalu rakyatnya dia suruh bertani. Cukupi segala keperluan pangan dalam negeri dari bumi sendiri.

Pokoknya segala fasiltas pertanian pemerintah yang sediakan dari berbagai segi.

Jangan sikit-sikit dipasok dari luar negeri. Masak barang yang bisa dibuat sambil berjoget sambil menari pakai impor-impor pula dari luar negeri.

Oh, bulu bajii..

Khaddafi selalu tabik dan hormat kepada petani. Dia amat menghargai profesi rakyatnya yang menggeluti usaha tani ini.

Libya era Khaddafi, petani diberi modal, rumah, tanah pertanian dan persediaan hidup serta bibit tanaman. Semuanya itu lagi-lagi gratis.

Bukan malah dipajaki, apatah lagi dikebiri.

Sistem saluran irigasi yang digagas Khaddafi betul-betul canggih. Besar luas tetapi efisien dan multifungsi. Manfaatnya bukan saja untuk pertanian. Tetapi juga untuk air bersih konsumsi sihat untuk rakyatnya. Hampir semua daerahnya ada akses air bersih.

Global Research memberikan catatan khusus, begini : irigasi ini sengaja dibangun oleh Khaddafi untuk memastikan rakyat Libya dapat akses air bersih secara murah.

Walaupun Khaddafi sudah tiada dan banyak kebijakan hebatnya sudah dibinasa, tetapi pembangunan supermonumental “Air dari Irigasi Khaddafi” ini masih menjadi hajat penting masyarakat Libya sampai sekarang ini.

Begitu cara Khaddafi menyukuri anugerah Sang Pencipta Alam Semesta.

Rahmah dan anugerah kaya minyak bagi negerinya ini disyukurinya dengan bersungguh-sungguh memanjakan rakyatnya.

Apabila hidup selalu bersyukur
Pemimpin dan rakyat sen’tiasa akur
Lahan digarap pertanian pun subur
Di mana-mana rezeki bertabur-tabur

Khaddafi memang tak biasa.

“Negeri ini benar-benar ‘keterlaluan’, sebab di Libya tagihan listrik pun tak ada. Gratis untuk semua rakyatnya,” kata seorang wartawan Asia. Tercengang-cengang pada Libya yang terang benderang ketika baru datang dari negeri minyak lainnya yang gelap gulita.

Soal BBM pula. Murah sekali. Selama pemerintahan Khaddafi, harga bensin di Libya cuma 0,14 dolar AS per liter atau 2 ribu rupiah.

Aneh di Asia Tenggara. Ada negeri termasuk penghasil minyak bumi utama di kawasannya, tetapi lampu jalan malap – nyala tetap redup macam mau padam, gulita macam dalam rimba.

Diktator untuk menjadi pelayan loyal rakyatnya.

Rakyat Khadafi tidak boleh miskin. Bagi yang tak punya uang bisa pinjam bank pemerintah. Angsurannya tanpa bunga pula.

Hebatnya lagi, Libya tercatat sebagai negara tidak punya utang luar negeri, apatah lagi bersibuk-sibuk memburu utang. Penjualan minyak mereka sudah lebih dari cukup untuk menghidupi rakyat dan mengelola negaranya.

Tidak mau Libya maju sendiri, Arab-Afrika juga.

Untuk itulah Khaddafi berambisi melahirkan mata uang tunggal yang bakal digunakan oleh seluruh negara Afrika, dinar emas. Betul-betul terbuat dari emas. Dengan menggunakan mata uang ini diharapkan, sebuah negara bisa melepaskan dari jeratan utang.

Inilah yang membuat Amerika geram.

Barat meradang. Tidak rela. Eksistensi dolar Amerika sebagai dewa mata uang dunia akan tergusur, tidak laku jika dinar emas yang berharga itu betul-betul ada. Maka, siapa dan negara mana yang menjadi ancaman harus segera hancur.

Maka, ditamatkanlah Khadafi sebagaimana Saddam Hussien ditamatkan.

Apabila minyak bumi sudah habis
Kita ditinggalkan jadi pengemis
Tangis darah pun tak digubris

Apabila hutan rimba sudah binasa
Satwa punah bumi membara
Jelata hidup terlunta-lunta

Apabila habis yang dieksploitasi
Mereka tinggal goyang kaki
Jelata merana gigit jari

Panam Bandaraya, 2021

Baca : Hujan Kepala Tikus

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *