Ihwal Suci

Ramadhan dan Kedamaian

RAMADHAN disebut masyarakat muslim sebagai bulan suci. Itu disebabkan di antaranya karena sejatinya manusia berusaha menyucikan dirinya melalui berbagai ritual yang dilaksanakan selama Ramadhan. Untuk itu, pada bulan ini semestinya manusia melakukan ritual-ritual suci. Dengan menyucikan diri tersebut diharapkan manusia kembali suci sebagai mana mereka baru lahir ke dunia. Maka bagi mereka yang melakukan berbagai upaya untuk menyucikan diri selama bulan suci tersebut akan berhak merayakan idul fitri (kembali kepada kesucian/fitrah) seusai melaksanakan ibadah Ramadhan.

Apa yang mesti dilakukan pada bulan suci tersebut? Sesuatu yang suci mesti didekati dengan cara dan strategi suci pula. Bukankah Allah Azza Wajalla merupakan Zat Yang Maha Suci?

Ya, berinteraksi dengan yang suci. Masuklah ke tempat-tempat yang suci, seperti mesjid, mushalla dan surau. Pada bulan suci ini, surau, mesjid dan mushalla hendaknya menjadi tempat yang utama demi memuliakan bulan suci, melakukan perbuatan yang suci demi menuju manusia yang suci pula. Inti bulan Ramadhan adalah membakar dosa, menuju kesucian. Maka leburlah noktah hitam dalam kehidupan dengan banyak berinteraksi di rumah suci. Bakar semua tingkah kotor yang pernah dilakukan, dan lupakan serta sesali semuanya. Halakan dan tujukan haluan serta azam kehidupan kepada sesuatu yang suci. Di rumah suci tersebut laukanlah perbuatan-perbuatan untuk menyucikan diri.

Bersihkan dan sucikan lidah yang pernah berbohong, yang tak menepati janji, yang pernah menyakiti manusia melalui berbagai kejahatan seperti memfitnah, mengadu domba, bergunjing, memburuk-burukkan orang lain, serta tak menggunakan lidah, mata, telinga untuk membaca, menyebut, melihat dan mendengar sesuatu yang tak baik dan benar. Setelah itu baca, hayati, pahami, renungi sesuatu yang suci, seperti membaca ayat-ayat suci. Selanjutnya praktekkan sesuatu yang suci dalam pergaulan.

Jadikan Alquran kalam suci sebagai bacaan utama dalam bulan suci. Berdialog secara intimlah dengan ayat suci karena intinya ketika seseorang sedang asyik membaca Alquran, ia sesungguhnya sedang  asyik berdialog dengan Tuhan Yang Maha Suci karena ayat Alquran itu merupakan perkataan Tuhan Yang Quddus (Yang Maha Suci). Maka jadikan Alquran sahabat sejati dalam kehidupan. Semua itu dimulai dari bulan suci, dan dilanjutkan seusai bulan suci ini berakhir.

Selain itu, sucikan hati dan jiwa melalui amalan-amalan zikir. Dengan hati yang bersih dan sucilah manusia dapat merasakan indah dan nikmatnya ketika berenang dalam bahasa indah Ilahi, yaitu Alquran. Hati yang penuh noktah dan noda tak akan dapat merasakan kelembutan, keindahan dan keajaiban Alquran.

Selain bertinteraksi dengan hal suci seperti rumah suci berupa mesjid, surau dan tempat peribadatan muslim suci lainnya, serta bersahabat karib dengan ayat-ayat suci tersebut agar lidah dan hati menjadi suci, maka bergaullah dengan orang-orang yang selalu menyucikan dirinya. Menyucikan diri itu dimulai dari suci yang lahir, yaitu menyucikan dan membersihkan diri dari hadats dan najis dengan wudhu’, mandi dan tayamum, juga lakukan penyucian batin dengan cara berusaha menghilangkan sifat kotor dalam diri, seperti hasad, tamak, loba, takabur, sum’ah, riya’ dan lain sebagainya. Allah Swt amat suka kepada orang yang berusaha membersihkan dan menyucikan diri mereka. Innallah yuhibbu al-tawwabin wa yuhib al-mutathahhirin. Sungguh beruntung orang menyucikan diri dan amat merugi yang mengotorinya. Qad aflaha man zakkaaha wa qad khaba man dassaha.

Sucikan harta dengan zakat. Jangan biarkan harta ditimbun kotoran karena tak pernah dizakatkan. Kotoran jika dikomsumsi terus menerus akan menimbulkan penyakit. Penyakit dapat terasa ketika di dunia berupa sakit secara lahir dengan berbagai macam yang timbul. Akibat selalu mengosumsi harta yang kotor karena tak dizakatkan, pun dapat pula menyebabkan penyakit batin. Ia dapat menimbulkan penyakit hati yang akut. Jika dibiarkan bisa saja hati yang merupakan alat paling vital bagi manusia itu menjadi keras bahkan mati. Kalau manusia sudah mati hatinya, maka itu merupakan bencana yang amat besar. Sebelum itu tiba, maka bersihkan dan sucikan segalanya dalam diri. Sucikan harta. Bersihkan kekuasaan dan jabatan dari nafsu karena semua itu akan berdampak dalam kehidupan.

Ramadhan merupakan bulan pembakaran. Maka bakarlah sampah-sampah dalam diri dengan berbagai ibadah yang telah disyariatkan Ilahi. Jangan sia-siakan Ramadhan ini, mungkin ini merupakan bulan suci terakhir dalam hidup. Jangan sampai kita menutup perjalanan hidup dengan kekotoran yang terus menumpuk. Jangan sampai api neraka yang membersihkan semua itu. Maka bakarlah segera dengan api Ramadhan agar tak menyesal kini dan hari kemudian.

Jangan menyesal nanti di mana: Yauma la yanfa’u malun wala banuna illa man ata Allaha biqalbin salim. Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

Wallahu a’lam.***

Baca : Melayu dan Ramadhan

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *