Muatan Lokal Era Digital

rumah singgah

“Panggung” di media digital terbentang luas.
Karya pun bisa bermunculan deras
Sudah atau belum diiringi kualitas?.

Itulah kondisi soalan saat ini.

BANYAK karya dari daerah-daerah tidak jelas membawa warna atau corak lokal sebagai identitas. Belum maksimal penggarapan secara kualitas. Padahal kesempatan berekspresi tidak terbatas. Diiringi kecakapan teknologi media yang luas.

Tetapi tak diiringi ilmu seni budaya yang mumpuni untuk berekspresi.

Banyak sekali komunitas-komunitas bersastra oleh kalangan anak muda. Banyak di antara mereka memilih puisi. Tidak kurang juga yang berprosa. Begitu pula yang memilih berteater, yang juga bagian kegiatan bersastra.

Di antara karya-karya yang dilahirkan mereka ekspresikan lewat sosial media. Ada yang sekadar berupa tulisan belaka. Banyak pula berekspresi secara lisan seperti aksi yang mereka tampilkan di youtube misalnya.

Syukur. Banyaknya aktivitas dan kreativitas mereka, sebagaimana sering kita lihat di media sosial. Tetapi untuk diakui sebagai karya sastra masih jauh dari harapan. Lebih-lebih untuk dianggap bisa mewakili susastra daerahnya sebagai bagian kesusastraan nasional.

Sebagai sebuah karya sastra sejatinya mengandung nilai-nilai norma kehidupan serta membawa pesan-pesan moral. Sementara karya yang sering ditampilkan kalangan muda apa adanya. Kadang-kadang malah pula menampilkan sisi negatifnya, mengarah kepada kits dan picisan.

Mereka masih beranggapan setiap tulisan menghasilkan puisi, prosa atau juga naskah teater atau film sebagai karya sastra. Inilah yang diperlu diberi pemahaman lebih pada mereka mestinya untuk mereka melanjutkan profesi sebagai penulis.

Sejatinya sastra yang membawa warna lokal dan corak daerah, bukan saja membawa nilai dan pesan moral pada umumnya. Tetapi menyuguhkan kelebihan-kelebihan nilai-nilai kearifan lokal.

Sumber daya kearifan lokal ini banyak sekali kalau ingin dihadirkan atau ditampilkan dalam sastra. Mulai puisi, prosa sampai aksi panggung, teater, juga sinema.

Sumber daya manusia yang bisa diarahkan untuk menggarap dan mengembangkan ini juga banyak sekali. Manusia-manusianya sudah ada. Tinggal mengalihkan perhatian mereka yang sudah aktif diarahkan untuk belajar, memahami kearifan lokal di daerah mereka masing-masing. Di sinilah perlunya pembinaan.

Bagaimana menghasilkan karya berkualitas sementara pemahaman tentang sastra saja belum dimiliki.

Pehahaman tentang sastra itu sendiri untuk generasi muda adalah kerangkanya atau boleh juga disebut bangunan induk. Sedangkan konten muatan lokal atau kearifan lokal adalah ornamen dan segala asesoris sebuah bangunan.

Berbentuk, kukuh atau kuatnya sebuah bangunan karya ini tergantung dari pemahaman tentang sastra dan keahliannya mengola kata-kata dan mengendalilan alinea demi alinea. Sedangkan elok atau tidak eloknya, indah atau tidak indahnya sebuah karya tergantung pula pada ornamen dan segala asesorisnya. Di arena inilah konten muatan lokal itu berman.

Kesempatan berekspresi dan menampilkan karya sekarang luas sekali dengan adanya media sosial di alam maya. Tidak seperti dulu. Tempat berekspresi dan menampilkan sangat terbatas. Dulu orang hanya tergantung pada surat kabar, radio atau televisi. Itu tempatnya sampai durasinya sangat terbatas.

Sekarang orang bisa berekspresi dan tampil sepuas-puasnya, baik secara individu maupun secara berkelompok.

Cuma banyak tampil kalangan penulis muda sekarang tidak diiringi kecakapan berseni yang berbudaya. Lagi-lagi pemahaman yang diperoleh dari menonton karya asing belaka. Tidak menguatkan diri pada kekuatan lokal. Padahal kukuhnya kekuatan nasional itu muncul dari himpunan kuatan lokal.

Di sini pulalah tampaknya pembuatan kebijakan dalam sastra budaya ini mulai pula menambah model pembinaan. Bila sebelumnya yang diberi peluang orang-orang atau penulis yang terbatas, malah mengarah kepada individu per individu. Ke depan bagaimana kalau pembinaan diberikan kepada komunitas-komunitas kalangan muda pula. ***

Baca : Berkali-kali Terbunuh Tidak Pernah Mati

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *