Ahli Tamadun Melayu Malaysia Tampil Bersama Tiga Panelis Indonesia

Dedah-Bedah Banteng Bersayap Kupu-kupu

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Ahli Tamadun Melayu dari Southern University College, Johor, Malaysia. Assistant Professor Dr Bambang Suhartono bin Mohd Said, ikut tampil pada panel diskusi Banteng Bersayap Kupu-kupu, karya litelary liris Mosthamir Thalib, besok, Sabtu 24 Juni 2023 di Perpustakaan Wilayah Provinsi (Puswil) Riau H Soeman Hs, Pekanbaru.

Bambang mengatakan, kampusnya punya lembaga atau Jabatan Pengajian Melayu, dan dia sendiri yang memegang posisi sebagai Ketua Jabatan Pengajian Melayu di Southern University College tersebut.

“Saya melihat warisan tamadun Melayu dalam karya Mosthamir ini bisa dijadikan inovasi dalam budaya Melayu moden. Saya baru baca sedikit sudah terasa auranya,” ujarnya.

Menurut lelaki yang pernah membuat beberapa program Tamadun Melayu di Tv3 Malaysia ini, dia sangat gembira dapat join, berkongsi pandangan untuk karya berurat akar Melayu ini. “Saya akan cuba kaitkan dengan mata kuliah MPU (tamadun Melayu dan tamadun Asia, red.) di Malaysia,” tambahnya.

Alhamdulillah, dua ahli tamadun Melayu dari negara yang berbeda besok mengungkap dedah soal tamadun Melayu dalam Banteng Bersayap Kupu-kupu selain ahli tata hukum negara dan ahli kebijakan publik mengupas karya yang sudah disebutkan sebelumnya. Dr Husnu Abadi dan Dr Muchid Albintan,i” kata Listi Mora Rangkuti, ketua Komunitas Riau, kemarin.

Tiga pendedah dan pembedah buku pada acara yang ditaja Puswil H Soeman Hs bersama Komunitas Riau Sastra sebelum iini, sebut Listi, Prof Dr Malik M Pd dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang, Riau Kepulauan, selain dua pembedah dari Riau Daratan Dr Husnu Abadi M Hum – pakar hukum tata negara dari UIR, dan Dr Muchid Albintani M Philp dari Fisip, Unri. “Sekarang ditambah dengan Assistant Professor Dr Bambang Suhartono bin Mohd Said dari Southern University College, Johor, Malaysia,” kata Listi.

Menurut Listi, karya-karya dalam buku Banteng Bersayap Kupu-kupu ini agak spesifik, selain memperkenalkan inovasi puisi yang berakar karya-karya Melayu klasik – yang di sini ada artikeliris dan igal-igalan – juga ada talibun dan gurindam yang sudah dapat sentuhan baru. Oleh karena itulah Komunitas Riau Sastra ingin mengajak pencinta literasi mengenalnya lebih dalam.***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *