Pengembara Diluncurkan di Balai Puisi Raja Gobah

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Sejumlah penyair Riau berkumpul di Balai Puisi Raja Gobah, Pekanbaru , Sabtu 18 Juli 2020 lalu meluncurkan kumpulan puisi Pengembara karya penyair TM Sum.

Tampak hadir Abel Tasman, Gde Agung Lontar, Herman Rante, Griven H Putra, Mosthamir Thalib, juga mahasiswa-mahasiswa seni Fakultas Ilmu Budaya Unilak tempat Tengku Muhammad Sum, nama lengkap TM Sum, berkidmat.

Selain penyairnya sendiri yang membaca puisi diiringi gitar akuistik putranya TM Fauzi, penyair-penyair sohibul TM Sum, juga ikut membacakan karya-karya TM Sum.

Gde Agung Lontor yang mengaku tidak pandai dan nyaris tidak pernah baca puisi di pentas,  dalam kesempatan ini penulis yang banyak menulis prosa ini, cukup semangat. Selain bacakan karya TM Sum, dia juga membacakan karyanya sendiri, sebuah talibun, berkisah peristiwa sepekan.

Herman Rante yang dikenal sebagai penyair gagak hitam tetap membawa aura gagaknya, penuh gairah. Sedangkan Abel Tasman membacakan puisi bernuansa relegius.

“Ini sambil mendoakan, semoga di hari yang semakin menua ini penyairnya dan kita semua makin mendekatkan diri kepada-Nya,” kata Abel.

Sementara itu ustadz penyair Griven H Putra dalam kesempatan ini mengingatkan, hati-hatilah sebagai penyair sebab penyair juga penyihir. “Puisi-puisi penyair bisa menyihir orang yang mendengarkannya atau yang membacanya.”

Menurut Griven, mantra-mantra itu juga syair, dengan membacakannya, makhluk yang disasar selalu menjadi jinak bila sudah kena pukau syairnya.

Maka itulah, kata Griven, Quran mengingatkan, ada penyair-penyair yang diikuti orang-orang yang sesat, tetapi Quran pun mengabarkan, ada juga pengecualian, yaitu penyair yang beriman.

Mosthamir Thalib yang diminta membaca puisi, malah terbawa arus Puisi Kuala Mandah karya TM Sum. Sebab Mandah juga kampung halamannya. Sedangkan Kuala Igal, tempat lahirnya, berada di sebelah sebelah Kuala Mandah.

“Di depan kuala-kuala ini Pantai Solop. Jauh di depannya lagi, selalu ditutupi awan dan sayup-sayup mata memandang tampak Gunung Daik bercabang dua bila cuaca cerah. Daik sendiri merupakan tempat sebagian besar moyang orang-orang Mandah, juga Indragiri, bermuasal,” kata Mosthamir. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *