Anggota Dewan Pendidikan Riau Monitoring Penerapan Kurikulum Merdeka di Kuansing

Anggota Dewan Pendidikan Riau Ir H Fendri Jaswir (tengah) bersama staf Dinas Pendidikan Riau Indah Octria dan Kepala SMKN 2 Telukkuantan Drs. Arman Yulis, MM.

LAMANRIAU.COM, TELUK KUANTAN – Mulai tahun ini semua sekolah di Riau menerapkan kurikulum merdeka dalam proses belajar mengajar. Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Ir. H. Fendri Jaswir, MP melakukan monitoring pelaksanaan kurikulum tersebut di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Selasa 5 Juli 2022.

Ada tiga sekolah yang dikunjungi Fendri Jaswir di Kuansing, masing-masing SMAN 1 Benai, SMAN 1 Sentajo Raya dan SMKN 2 Teluk Kuantan. Fendri yang didampingi staf Dinas Pendidikan Riau Indah Octria diterima Kepala SMAN 1 Benai Drs. Yurnalis, MM, Kepala SMAN 1 Sentajo Raya Alfi Adrias, SPd, dan Kepala SMKN 2 Teluk Kuantan Drs. Arman Yulis, MM.

Menurut Fendri, tujuan monitoring adalah untuk melihat dan mengetahui pemahaman satuan pendidikan terhadap putusan Kemendikbud Ristekdikti tentang implementasi kurikulum merdeka.

”Kita ingin melihat sejauh mana persiapan dan penerapan kurikulum merdeka. Sebab, kurikulum ini harus diterapkan mulai tahun ini,” ujar mantan anggota DPRD Provinsi Riau itu.

Dari hasil pemantauan, kata Fendri, ketiga sekolah telah memenuhi persyaratan dan telah ditunjuk oleh Kemendikbud Ristekdikti dalam melaksanakan kurikulum merdeka. Namun penerapannya akan dilakukan tahun ajaran 2022/2023 ini.

Dikatakan, semua sekolah kini sedang melaksanakan pelatihan terhadap guru-guru mengenai kurikulum baru ini. Tenaga pelatihnya berasal dari guru penggerak dari sekolah penggerak. Di Kuansing terdapat dua sekolah penggerak yakni SMAN 1 dan SMA Pintar.

Hambatan yang dihadapi, kata Fendri, terlalu pendeknya waktu persiapan bagi pendidik untuk pelaksanaan kurikulum merdeka dengan waktu awal tahun pelajaran. Sehingga guru belum sepenuhnya memahami dan harus melaksanakan pada awal tahun pelajaran.

Berdasarkan hasil peninjauan, kata Fendri, selain meningkatkan kemampuan guru, juga perlu pelatihan tentang kurikulum merdeka untuk tenaga administrasi. Selain itu perlu model pembelajaran dan penilaian/asesmen. ***

Editor/Penulis: Suharman

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *