Muhammad SAW

Muslim Paripurna

LAMANRIAU.COM – Bulan Rabi’ al- Awwal ini merupakan bulan lahirnya manusia bunga, yaitu Nabi Muhammad Saw. Menurut kebanyakan pakar sejarah Islam, ia lahir pada 12 Rabi’ al-Awwal, tahun al-Fil (gajah). Penyebutan tahun al-Fiil atau tahun gajah ini konon dnisbahkan kepada tahun penyerangan yang dilakukan tentara Abrahah kepada rumah suci Ka’bah di Mekkah. Kisah tersebut d iabadikan Allah Swt dalam surat Al-Fil atau surat 105 dalam Alquran.

Namanya sudah tertera pada banyak kitab-kitab sebelum kelahirannya. Sudah menjadi perbincangan bagi para tokoh agama, dan dtunggu-tunggu kehadirannya. Ia merupakan sosok wangi sepanjang masa yang tak lekang dek panas, tak lapuk di hujan. D ialah manusi terpuji itu. Membicarakannya, mengisahkannya memang tak akan sudah-sudah. Ia figur tiada banding dan tanding dalam semua aspek kehidupan.

Kisah kehebatannya bukan hanya mengundang decak kagum dari mulut para pengikutnya tapi dari semua yang mengenal akan arti sebuah peradaban gemilang.

D i antara pakar lain yang mengaguminya adalah Annemarie Schimmel, seorang ilmuan yang dijuluki fotografic memory tak pernah bosan menelisik setiap langkah hidup beliau. Menurutnya, pada bulan Rabi’ al- Awwal ini, umat Islam seluruh dunia melakukan banyak hal.

Tiga di antaranya adalah; pertama, sampaikan shalawat dan salam kepada Rasul saw. Kedua, dbagi-bagikan makanan kepada orang yang hadir. Ketiga, dibacakan penggalan riwayat kehidupan Nabi saw. Sejarah itu dapat berupa pembacaan syair-syair pujangga, seperti kitab Al-Barzanji, Simthut al-Durar, dan lain sebagainya.

Karen Armstrong juga demikian, salah-satu bukunya tentang Muhammad Saw yang cukup terkenal adalah Muhammad: Prophet for Our Time. Seorang ilmuan yang punya reputasi baik sebagai pengamat Islam yang sangat simpatik kepada Islam. Menurutnya, bahwa perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw. menyingkapkan kerja Tuhan yang misterius dunia dan mengilustrasikan ketundukan sempurna, yang harus dlakukan setiap manusia kepada Ilahi. Selain mereka berdua, salah-seorang ilmuan non muslim lainnya, tepatnya seorang astrofisikawan terkenal Michael H. Hart pun pernah menuliskan buku yang menghebohkan, The 100, yang terbit pada tahun pertama kali tahun 1978 dan cetak ulang pada tahun Juli oleh Penerbit Carol Publishing Group, 1992, bahwa Muhammad Saw menjadi tokoh nomor satu tinjauan dari aspek paling berpengaruh di dunia.

Muhammad Saw, sungguh manusia bunga. Manusia yang indah dan harum sepanjang masa. Bentuk fisik yang sempurna. Bentuk ruhani yang tiada cacat-cela. Sungguh tidak salah kalau anaknya Fathimah hadir saban pagi mencium tanah pusaranya dan mendendangkan syair tentang wanginya tanah makam Rasulullah. Sungguh tidak janggal kalau para pengikutnya saban sampai makamnya di mesjid Nabawi selalu mendendangkan shalawat dengan suara rindu sambil menguraikan air mata suka cita.

Bagi umat muslim, mencintai Rasulullah Saw adalah sebuah kewajiban semampu yang ia bisa. Mencintai Rasulullah Saw adalah dengan cara mengikuti perintah Allah Swt dan Rasulullah Saw. Serta meninggalkan larangan Allah Swt dan larangan Rasulullah Saw. Selain itu, mencintai Rasulullah Saw adalah mengikuti sunnah beliau dan memperbanyak salawat dan salam kepadanya, terutama pada bulan kelahiran beliau ini.

Maka tidak salah, pada bulan kelahiran beliau ini, kaum muslimin mendendangkan salawat banyak-banyak buat beliau. Semoga dengan itu, akan memperoleh syafaat kelak, dan agar rasa cinta kepada Rasulullah Saw makin tumbuh di hati kita. Makin bersemi di sanubari. Dan kelak berharap kepada Allah Swt, kita dkumpulkan bersamanya dan keluarganya serta para pencinta beliau dalam Surga Allah.

Kalau rasa itu tumbuh dan semakin berbunga, maka insya Allah kita pun dapat menjadi setangkai bunga di taman Surga di antara bunga-bunga lain di jannah. Namun jika rasa cinta kepada Muhammad Saw tak tumbuh atau rasa cinta kepada keluarga kita melebihi rasa cinta kita kepada Allah dan diri Rasulullah Saw, maka berhati-hatilah terhadap peringatan Allah Swt dalam Alquran berikut ini,” Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. 9:24).

Allah Swt juga melukiskan bahwa Muhammad Saw adalah uswah atau panutan. “Sungguh pada diri Rasulullah (Muhammad Saw) bagimu ada uswah (suri teladan; contoh; panutan) yang baik.” (QS.33:21). Maka pupuklah rasa dalam diri, bahwa tidak ada panutan, figur dan tokoh paling dikagumi di dunia ini kecuali dia. Selanjutnya, kekaguman itu diikuti dengan cara meniru sedikit demi sedikit prlaku luhur yang ia lakukan dalam kehidupan. Bukankah salah-satu bukti, kita mengakui mencintai seseorang adalah dengan cara berusaha sedikit demi sedikit meniru prilaku orang yang kita cintai dan kagumi itu? Ya, terutama sekali meniru akhlaknya karena Allah Swt menyatakan bahwa, “wa innaka la’ala khuluqin azim.”: Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang sangat agung. Surat Al-Qalam ayat 4.

Maka berakhlak agunglah dalam kehidupan ini. Sehingga mampu menjadi manusia bunga. Manusia yang berhak menjadi kekasih Rasulullah Saw. Yang kehadirannya menjadi rahmat bagi semesta raya. Tebarkanlah rahmat di mayapada ini agar mampu pula menjadi manusia yang menebarkan wangi Rasulullah Saw di alam semesta yang fana ini.

Wallahu a’lam.

Baca : Kematian Indah

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *