Da’ar Jal
: kepada zaman (1)
Oleh : Muchid Albintani
Waktu yang bingung
kala membimbang ujub
bumi terus menggelepar
richter tak sanggup menghitung
Semenjak dahulu
hati dimanipulasi
mata dikebiri
pikiran linglung
terbius menjadi piramid
Kala semua menjadi tiga
bukan tritura
ada tripitaka
trimurti
trinitas
manakala nurani berteriak
ahad, ahad, ahad
hidayah tak jua menjemput
Mata tertusuk di puncak dimensi tiga melambang
SAR SAr sAR
simbol arsitektur ritual
Wahai Da’ar Jal
di mana kami disembunyikan
: adakah pada ujung mata tiga yang kau perdaya dengan one dollar usa?
Dalam samudera bermuda? Pada globalelite, riba, inflasi, bumi bulat, memijak bulan, gravitasi, tbgl, obelesik, qhorqod, sekularisasi, globalisasi, radikalisasi, intoleran dan covid?
Pada hitler, copperfield, fira’aun, namrud?
Semua yang telah berstempel sesuai perjanjian mu?
Binasalah,
di penghujung zaman depan
tak berapa lama jiwa suci
berbuhul tombak azam
menuju tauhid,
sirnalah ketiganya yang tinggal
satu: Maha Ahad!
Pulau Batam, 2019
Bukan Lugu-Lucuan
: teristimewa kepada Long AmeeR
Oleh : Muchid Albintani
Sajak ini lugu-lucuan
bukan lugu-luguan
yang lugu
jadi lucu
yang lucu, kok lugu
Sajak ini lugu-lucuan
yang lucu katak
jadi cebong-cebongan
kuntilanak jadi wewean
buto ijo royo-royoan
kampret nggak lagi
gelantungan
Sajak ini citra-citraan
yang pinter kok bodoh-bodoan
yang alim eh malah boong-boongan
lembaga pinter dibuat kebingungan
yang mau membela jadi buli-bulian
naga pun jadi cacing-cacingan
Sajak ini lugu-lucuan
yang dungu lugu-luguan
mengubah dungu menjadi lugu
perlu cemceman
sekali poling sensenan
walaupun nggak ubah penampilan
Sajak ini lugu-lucuan
bukan pintar-pintaran
jadi pintar nggak dapat makan
yang konsisten lapar-laparan
yang jujur nggak dolar-dolaran
yang menolak ngos-ngosan
yang taqlid dapat persen-persenan
Sajak ini ciut-ciutan
yang ada dibelakang
bongkar-bongkaran
jikalau menang, buka-bukaan
Kalah ada bekas-bekasan
sebagai bukti tangkap-tangkapan
persiapan tahun depan-depanan
modal curang-curangan.
Pulau Batam, 2019